Mohon tunggu...
Indra J
Indra J Mohon Tunggu... Penulis - Berdedikasi untuk menggali imajinasi dan menyampaikan karya yang menginspirasi

Menulis berbagai hal tentang penomena yang terjadi dimasyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masa Depan Dunia Hiburan Indonesia, Menghadapi War Tiket

7 Juni 2023   11:58 Diperbarui: 7 Juni 2023   12:05 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan fenomena yang luar biasa dalam industri hiburan: War Tiket. Ya, Anda tidak salah dengar. Saya tidak sedang berbicara tentang perang antara negara-negara, tetapi perang antara penggemar yang gigih untuk mendapatkan tiket konser atau acara yang paling populer.

Bayangkan saja, orang-orang yang sebelumnya hanya berebut tiket konser idola mereka sekarang harus bersiap-siap untuk menghadapi kisah epik ini. Seperti pertempuran dalam film-film fantasi, hanya yang terkuat dan yang paling berdedikasi yang akan mampu memenangkan tiket yang begitu diinginkan itu. Namun, di balik drama dan ketegangan yang terjadi, kita harus bertanya pada diri sendiri: apakah ini benar-benar masa depan hiburan yang kita inginkan?

Pertama-tama, mari kita lihat sisi positif dari War Tiket ini. Tidak dapat disangkal bahwa semangat dan antusiasme penggemar begitu menggembirakan. Mereka rela mengantri berjam-jam, mengikuti jejak artis favorit mereka di media sosial, dan bahkan merencanakan strategi khusus untuk mendapatkan tiket. 

Mereka rela melakukan apa pun untuk bisa melihat idola mereka tampil secara langsung. Jadi, apakah ini menunjukkan tingginya antusiasme penggemar atau mungkin kesetiaan yang luar biasa terhadap musisi?

Namun, di balik sorotan itu, ada sisi kelam dari War Tiket ini. Semakin sulit untuk mendapatkan tiket, semakin tinggi pula harga yang harus dibayar. Bursa tiket gelap menjadi ladang subur bagi penipu dan spekulan yang ingin mengambil keuntungan dari keinginan orang lain. 

Tiket yang seharusnya dihargai dengan harga wajar menjadi objek spekulasi dan penjualan ilegal, meninggalkan penggemar setia dengan perasaan tertipu dan kecewa.

Selain itu, War Tiket ini juga memicu terjadinya kelangkaan dan persaingan yang berlebihan. Konser-konser yang seharusnya menjadi kesempatan untuk bersenang-senang dan menikmati musik, sekarang menjadi ajang pertarungan di antara penggemar yang haus akan tiket. Jika Anda tidak memiliki kecepatan jari yang baik dan koneksi internet yang super cepat, Anda mungkin terlewatkan kesempatan emas tersebut.

Saat kita melangkah ke masa depan, pertanyaannya adalah: apakah kita ingin terus hidup dalam dunia di mana tiket konser menjadi objek perang dan spekulasi? Apakah ini adalah masa depan hiburan yang ingin kita lihat?

Mungkin saatnya bagi industri hiburan untuk melihat kembali sistem penjualan tiketnya. Dalam upaya untuk melindungi kepentingan penggemar setia, perlu ada langkah-langkah yang lebih adil dan transparan. 

Mungkin dengan menggunakan teknologi yang lebih maju, seperti blockchain, kita dapat memastikan setiap tiket dijual dengan harga yang wajar dan tidak dimanipulasi oleh pihak ketiga.

Jadi, mari kita hentikan War Tiket ini dan bergerak menuju masa depan hiburan yang lebih adil, di mana penggemar bisa mendapatkan tiket dengan mudah dan harga yang wajar. Hiburan seharusnya menjadi tentang kegembiraan dan kebebasan, bukan tentang pertempuran dan ketidakadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun