Dalam era digital dan media sosial yang sedang berjaya, politikus tampaknya telah menemukan tempat baru untuk berfoto selfie yang bisa menghasilkan suara dan popularitas.Â
Mereka telah menemukan panggung baru yang menjanjikan: masyarakat bawah. Ya, politikus sekarang semakin rajin mengunjungi masyarakat bawah hanya untuk mendapatkan foto yang sempurna untuk akun media sosial mereka.
Alih-alih benar-benar memahami dan mengatasi masalah nyata yang dihadapi oleh masyarakat bawah, politikus lebih tertarik untuk menunjukkan kepada dunia betapa peduli mereka dengan rakyat kecil.Â
Mereka melangkah ke kawasan yang terpinggirkan, memilih latar belakang yang penuh dengan kekurangan dan kemiskinan, lalu tersenyum lebar sambil memegang kamera selfie. Apakah tujuannya sungguh untuk membantu masyarakat bawah, atau hanya untuk mengisi feed media sosial mereka dengan gambar yang dramatis dan berperasaan?
Kehadiran politikus di tengah masyarakat bawah sering kali terasa sekadar pertunjukan atau teater politik.
Mereka menggelar acara-acara yang didesain dengan baik, membagikan bantuan sembako sekeping-sekeping, dan berjanji-janji manis yang tak terhitung jumlahnya.Â
Lalu, tak lama setelah selfie yang sempurna diambil, mereka beranjak pergi, meninggalkan masyarakat bawah yang masih harus menghadapi permasalahan yang sama seperti sebelumnya.
Tapi tentu saja, politikus tak lupa untuk mengunggah semua foto tersebut ke akun media sosial mereka.
Mereka menulis keterangan yang menggugah simpati, menambahkan filter yang membuat foto terlihat lebih dramatis, dan kemudian menunggu likes dan komentar yang akan membanjiri postingan mereka.Â
Masyarakat bawah menjadi latar belakang untuk mendapatkan perhatian dan popularitas politikus, sementara solusi nyata untuk permasalahan mereka masih tertunda dan diabaikan.
Jadi, apakah kunjungan politikus ke masyarakat bawah sungguh-sungguh bermakna? Ataukah ini hanya strategi yang cerdik untuk mempertahankan posisi mereka dalam permainan politik yang kotor? Kita mungkin perlu mempertanyakan motif di balik selfie-selfie ini.Â
Apakah politikus benar-benar ingin mengubah kehidupan masyarakat bawah, atau hanya mencari sosial media yang lebih menguntungkan untuk mendapatkan suara di pemilihan berikutnya?
Dalam dunia yang didominasi oleh foto selfie dan popularitas sosial media, masyarakat bawah seharusnya mendapatkan lebih dari sekadar perhatian sebentar politikus.Â
Mereka membutuhkan solusi nyata dan perubahan yang berkelanjutan, bukan hanya kehadiran politikus yang sementara.
Jadi, politikus, mungkin saatnya untuk memperbaiki prioritas Anda dan bertindak dengan tulus, bukan hanya untuk mendapatkan like di dunia maya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H