Aku harus segera kembali ke tempat antriku tadi.
Kamar mandi telah kosong. Hatiku bersorak tapi hanya sebentar. Kulihat air di bak mandi berkeramik biru itu telah habis. Dan parahnya lagi, gayungku yang retak telah sempurna pecah menjadi dua. Mengumbar isinya yang berceceran di sana-sini.
Aku kumpulkan alat mandi yang tersisa dan bergegas masuk ke dalam. Setelah yakin pintunya terkunci, aku langsung tumpahkan tangisku di sana.
Sayup-sayup masih terdengar potongan bait reffrain lagu dari band-entahlah apa namanya-itu, "...pastikan kitaa, seeiiraamaa.."
Bersambung kapan-kapan, saat aku selesai dengan tangis kehilangan pertamaku.
SKA, some day some month in 1999
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H