Ketika berbicara mengenai literasi, pikiran kita akan langsung tertuju kepada membaca. Ya, dewasa ini istilah literasi kembali marak digunakan. Jika kita search di mesin pencari mengenai definisi literasi, maka akan didapatkan, "literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan zaman. Jika dulu definisi literasi adalah kemampuan membaca dan menulis." Kini istilah literasi mulai banyak digunakan dalam banyak hal, diantaranya literasi digital, literasi keuangan, literasi budaya, literasi numerasi, dan lain sebagainya bergantung pada apa yang akan dibahas.
Literasi merupakan hal utama seseorang dalam memahami dan memberikan makna dalam hidupnya. Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena literasi adalah awal seseorang untuk mengerti dan memahami suatu hal. Seorang bayi yang tidak diajarkan berliterasi, maka dia akan tumbuh dan berkembang tanpa pengetahuan dasar, tidak akan bayi tersebut berbicara dan berkomunikasi dengan baik. Maka sangat luar biasa perintah untuk BACALAH!
Dalam hal ini, membaca adalah dasar seseorang untuk memahami sebuah konsep dalam kehidupan ini. Membaca tidak hanya membaca buku atau tulisan yang ada, melainkan juga kemampuan untuk dapat membaca fenomena yang ada dalam kehidupan. Ketika sedang ditimpa masalah, maka dengan literasi dapat terlihat dari berbagai sudut pandang yang ada, sehingga akan didapatkan cara untuk menyederhanakan masalah yang ada, atau bahkan didapatkan solusi yang tepat dari masalah yang sedang dihadapi.
MANFAAT LITERASI
Literasi yang dilakukan oleh seseorang yang dilakukan dengan baik dapat mengasah kompetensi dalam dirinya untuk dapat menjadi seseorang yang mampu berpikir kritis (critical thinking), kreatif (creativity) dan inovatif serta menumbuhkembangkan karakter dalam dirinya. Hal lainnya adalah, orang yang senantiasa berliterasi dapat memiliki kemampuan komunikasi (communication) yang baik. Selain itu, kemampuan literasi pun dapat memotivasi seseorang agar bisa memahami setiap informasi secara utuh.
Lalu, bagaimana dengan seseorang yang tidak memiliki kemampuan literasi dalam dirinya?Banyak hal yang akan terjadi dan bisa saja merugikan dirinya sendiri atau orang lain. Contoh kecil, seseorang mendapatkan telepon dari orang lain dan mengatakan bahwa dia mendapatkan hadiah berupa kendaraan bermotor. Tanpa adanya literasi, dia akan mengikuti arahan-arahan dari si penelpon yang bisa saja merugikan dirinya sendiri. Namun jika sebelumnya dia berliterasi, maka pikiran kritisnya akan muncul sehingga  menimbulkan pertanyaan dan bersikap skeptis terhadap si penelpon. Hal inilah yang kemudian menimbulkan istilah literasi digital.
Contoh lainnya adalah ketika dalam sebuah organisasi kehidupan, sebut saja pernikahan, akan banyak hal yang dapat dijadikan bahan literasi dan dibagikan kepada orang lain mengenai pengalaman dalam berumah tangga/ membina hubungan suami istri yang baik, agar visi dan misi dalam pernikahan dapat terwujud dengan baik. Misalnya, ketika terjadi hal yang sebelumnya tidak dibayangkan, maka tuliskan cara menangani permasalahan tersebut jika hal itu hadir dalam hubungan rumah tangga, masukkan solusi yang dirasa tepat dalam merespon masalah yang terjadi. Sehingga bahan literatur kita dapat menjadi solusi bagi mereka yang membutuhkan.
TAHAPAN SESEORANG BERLITERASI
Ada beberapa tahapan dalam berliterasi, untuk kemudian dapat menjadi bahan renungan kita bersama, yaitu;
Membaca
Masih ingatkah dengan istilah, "Membaca adalah melihat dunia dengan sangat dekat"? Ya, kebiasaan membaca harus ada dalam diri kita semua. Karena membaca akan menjadikan kita tetap awet muda dan jaringan dalam otak akan terus terhubung dengan baik. Banyak hasil penelitian yang menuliskan keajaiban membaca ini.
Menulis
Setelah membaca, langkah selanjutnya adalah menulis. Menulis bukan hanya sekedar menyusun kata menjadi kalimat saja, melainkan juga membuat kalimat yang ada menjadi lebih bermakna. Menulis juga merupakan hal baik yang dapat mengasah otak. Jadi, setelah membaca, baiknya menulis.
Berbicara
Setelah semua dilakukan, yaitu membaca dan menulis, tahap selanjutnya adalah berbicara. Maka pantaslah jika orang-orang yang gemar membaca akan sangat dengan mudah menyampaikan isi kepalanya kepada orang lain. Hal ini dikarenakan kebiasaan membaca dan menulis akan menguatkan memory otak seseorang, sehingga ketika berbicara atau menyampaikan ide, orang yang sebelumnya telah melewati tahap membaca dan menulis dapat lancar berbicara.
Jadi, sudahkah kita berliterasi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H