Mohon tunggu...
Indra Hendriyana
Indra Hendriyana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

indra hendriyana itulah namaku di usia 22 tahun ini masih menempuh pendidikan tinggi di universitas islam negeri walisongo Semarang dengan jurusan Manajemen Pendidikan Islam di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan walaupun tempat tinggal asliku di bandung akan tetapi jiwa perantau ku mulai melonjak saat selesai mondok di darul inayah kabupaten Bandung Barat kecamatan Cisarua. Dengan memiliki hoby yang sama seperti halnya orang lain yaitu selain membaca buku sekali kali membaca jurnal kalau memang ada tuntutan di paksa untuk di buat. Dan bukan hanya itu, selain aktif di organisasi extra yaitu hobinya healing. Ya itu lah kebanyakan hobi para pemuda pada zaman millenial ini. Adapun harapan yang memang pengen di capai yaitu menjadi pemuda yang lebih baik dari pada sebelumnya dan juga menjadi pemuda yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Itulah biografi singkat seorang yang bernama indra hendriyana masih banyak kekurangan yang harus di perbaiki wassalamualaikum wr.wb

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Warga Kertawangi Olah Limbah Cacing Jadi Pupuk Kompos

26 Agustus 2022   23:08 Diperbarui: 26 Agustus 2022   23:19 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

WARGA KERTAWANGI OLAH LIMBAH CACING JADI PUPUK KOMPOS

Bandung Barat -- Kertawangi dikenal sebagai desa yang mayoritas pendududuknya dominan sebaga petani. Terletak dilereng gunung Burangrang dengan potensi dan panorama alamnya yang indah, banyak kreativitas warga yang justru dapat dimanfaatkan khususnya oleh warga Kertawangi itu sendiri. Salah satunya yang dilakukan ibu Fatimah dengan mengolah limbah menjadi kompos cacing.

 Olahan kompos cacing tersebut dilakukan Ibu Fatimah sejak tahun 2018. Mengembangbiakkan cacing tanah yang kemudian menghasilkan vermicompost , mulanya ibu Fatimah hanya mengembangbiakkan telur cacing 5 kg yang kini olahan komposnya mencapai 2 kwintal. 

Dalam pengolahannya pupuk tersebut berasal dari perombakan sampah organik yang dalam selang waktu dengan beberapa media pendukung dapat dihasilkan ppupuk yang berasal dari kotoran cacing.

Dalam wawancara (kamis/21/7/22), Ibu Fatimah mengkhususkan cacing tanah merah dalam pembudidayaannya. Didukung pula dengan media bablok dari budidaya jamur, dan kotoran sapi sebagai  pangan cacingnya.

Menilik dari usaha pupuk kompos cacing yang sudah berjalan kurang lebih 5 tahun, pastinya ada income yang sangat menghasilkan. "Dengan mempekerjakan 5 orang karyawan, dapat dihasilkan kemasukan sebanyak 5 jt/minggunya. Sedangkan untuk mobilisasi usaha sebesar 4,2 jt/minggunya". Kata Ibu Fatimah, (kamis/21/7/22)

Omset yang begitu menggiurkan pastinya ditempuh dengan beberapa kesulitan-kesulitan. Tatkala musim hujan, yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi daya tumbuh kembang cacing, sebab kadar air yang tercampur ke olahan media biak yang berlebihan, sehingga mengakibatkan cacing bertubuh kurus, dan hasil panen pun menurun.Kendala tersebut justru yang menambah semangat Ibu Fatimah dalam melanjutkan usahanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun