Mohon tunggu...
Indra Gunawan SE
Indra Gunawan SE Mohon Tunggu... NGO -

Ordinary People

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Kebangsaan

4 Juni 2018   11:43 Diperbarui: 4 Juni 2018   12:01 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nasionalisme juga merupakan Pembangunan terhadap Energi Moral Bangsa Ini. 

Pembagunan Energi Moral di negeri ini Masih Jauh Tertinggal Dalam upaya pelaksanaan konstruksi  Daya Serap Ruh sebuah Nasionalisme .

Upaya melakukan pengamalan terhadap Ruh Nasionalisme/Pancasila masih hanya pada sebuah kerangka yang berujung pada ketidak berdayaan para pemimpin bangsa dan para ulama negeri ini, sehingga banyak tumbuh dan berkembang sebuah resonansi gerakan gerakan yang mematahkan integritas atau pemudaran bahasa Nasionalisme dan Pancasila. 

Apakah Nasionalisme itu merupakan  inti dari Pancasila ?

Ketika kita berpendapat bahwa Pancasila dan Nasionalis adalah penghalang dari pertumbuhan perdagangan dunia, maka jawabanya adalah sebuah intervensi kaum liberalis untuk menghancurkan tatanan  bangsa ini.. 

Namun ada juga yang berpendapat bahwa Nasionalisme dan Pancasila merupakan sebuah arogansi para pendiri bangsa ini. Sehingga pencapaian dan pemaparan dari impelementasinya masih pudar serta tak akan pernah tercapai ruhnya.

Banyak kaum radikal berpendapat bahwa Nasionalisme dan Pancasila hanya milik kaum minoritas untuk memobilisasi kepentingannya dalam lingkungan mayoritas..

Kemungkinan kemungkinan bisa menjadi nilai tersendiri dalam sebuah fiksi masing masing.  Namun perlu kita sadari bahwa pendiri bangsa ini adalah para marifat bukan kaum syariat. 

Sehingga visi kedepan dalam landasan ideal negeri ini menggunakan ruh Pancasila dan Nasionalisme sebagai fundamen bangsa ini. 

Indonesia Kedepan mengalami dekaden moral yang sangat tinggi ?

Mengukur dan mahami karakteristik bangsa ini tidaklah teramat sulit. Bangsa ini memiliki budaya Latah,  dan budaya kuping. Dimana Masyarakatnya adalah masyarakat yang sangat tertarik dengan lingkungan  yang terjepit dan menurut serta pasrah  

Selamat  Membaca dan Berbagi Pandang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun