Sekitar 100 m terakhir barulah si bapak dikanan  saya lagi  turun. Clear! Setelah itu, barulah Mikrolet berjalan normal sampai di PGC.
Di tengah-tengah meratapi nasib BB yang hilang, saya mulai menghubungi keluarga, khawatir mereka akan 'dikerjai' oleh komplotan pencopet tadi. Tak lupa juga mengabarkan kepada teman-teman terdekat, tanpa terkecuali kekasih tentunya. Pakai apa? Pakai HP lama yang mungkin jealous dengan BB tadi. #Hehehe
So kesimpulannya adalah, saya mengira ada 3-4 orang yang beraksi. Pilihannya 3 orang ketika memang sasarannya langsung duduk di belakang, 4 orang ketika sasaran duduk di depan seperti saya ini. Karena menurut cerita teman saya, modus 'REUMATIK' itu sudah sering terjadi.
Selalu ada 1 orang yang memang men-set posisi duduk penumpang di belakang dan dia lebih dulu masuk ke dalam angkot. Dia tidak akan menyerahkan posisinya. Dia akan membagikan sejumlah brosur yang TIDAK PENTING. Selanjutnya dia menawarkan pijatan. Sebaiknya TOLAK ! Atau Anda teriak "Kiriiiiiiiii !!!".
Analisa saya mengatakan, bukan si pemijat atau dipijat yang mengeksekusi HP saya tapi orang di kanan terpijatlah yang berpotensi besar sebagai eksekutor.
Waspadai setiap orang disekitar Anda baik lelaki maupun wanita. Semua berpotensi sebagai komplotan profesional copet.
Hindari menyimpan HP/Dompet di saku, itu relatif mudah untuk 'dikerjai' mereka. Mending dompet disimpan rapi dikantong rahasi di dalam tas, HP/BB ditaruh di kaos kaki. Kaos kaki salah satu tempat aman menurut saya.
Selebihnya, saya mohon maaf kepada siapapun Anda yang tercopet dengan modus yang sama karena telat menuliskan cerita ini. :)
Saya anggap ini sebagai bagian dari ucapan selamat datang dari Ibu Kota kepada saya. Tapi sedihnya, saya tidak bisa terhubung dengan klien bisnis. Untuk itu pesan selanjutnya adalah: Jangan hanya meminta PIN BB saja tapi mintalah no ponsel mereka. No ponsel bisa saja hilang, tapi masih dapat diganti dengan no yang sama seperti yang saya lakukan.
Tetaplah waspada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H