Sungguh, malam ini adalah sebuah pengalaman yang asyik dan tak kan terlupakan sepertinya. Sebuah pengalaman di dunia maya dengan interaksi terhadap seseorang ayng tidak saya kenal dan tak pernah bertemu sebelumnya. Terkadang memang memberikan sebuah sensasi, bisa berakibat positif bahkan negatif. Namun, semua itu kembali pada kebijaksanaan diri sendiri dalam menggunakannya. Jika tidak, maka bisa jadi kita yang akan diperalat olehnya.
Beberapa orang di luar sana mungkin pernah terjebak dalam komunikasi dunia maya. Baik dikenal atau tidak. Tapi biasanya yang berdampak buruk adalah seseorang yang tidak dikenal tiba-tiba menyapa dan sok kenal. Terlebih jika wanita yang disapa oleh pria ganteng  atau sebaliknya, kecil kemungkinan tidak tergoda. Terkecuali yang imannya kuat dan merasa risih dengan gangguan tidak penting semacam itu.
Namun, bagaimana jika saya seorang pria disapa seorang pria dengan mesranya "Hi dude, how are you?" ? Hiiiii... Geli dan risih rasanya. Ya, seorang pria menyapaku via Yahoo Messenger pada pukul 20.56 WIB (27/11). Tidak ada ketertarikan sedikitpun membalasnya, hingga Ia mengirim pesan yang jika diterjemahkan dengan simbol " :-* " pada pukul 23.18 WIB. Hahaha... Sumpah kalau wanita mungkin saya tertarik, tapi masalahnya ini pria bro, gak banget dah.
Hingga pada pukul 23:53:59 (lengkap banget nih), saya meresponnya dengan "OMG??". Iseng aja sih sebenarnya, berharap dia tahu kalau saya gak se-type dengannya. Eh pukul 23:54:33, dia balas dengan motion "bingung". Wah kasihan nih pikir saya, balas aja deh seperlunya. Cepat ku ketik "Jijay deh....". Semoga dia tidak membalasnya.
Sebelumnya saya kira dia juga orang Indonesia, bahkan bisa jadi teman saya yang sedang iseng gak ada kerjaan malah 'ngerjain' saya. Tapi ternyata dia selalu bertanya dengan bahasa Inggris. Ok saya layani dengan bahasa seadanya saja, toh ada Kamus Google. Belakangan saya tahu kalau dia adalah orang Singapura. Wah, bisa jadi tambahan network nih kalau sempat ke Singapura.
Segera, niat itu saya musnahkan karena pernyataannya "u r soo handsome..." darinya. Ya saya tahu, tapi kan Anda lelaki dan saya juga lelaki + tulen. Ganjil banget deh kata-kata itu (hahaha... lebay+galau). Karena merasa tertarik dengan misteriusnya sosok orang di balik dunia maya ini, saya lanjutkan dengan "Yeah, I know that. So?".
Ia terlihat (maya) sopan dan menunjukkan niatnya yang besar untuk chatting dengan saya, celakanya pula saya layani. Mungkin ini salah satu trik untuk menarik simpati di dunia maya. Hingga berikutnya Ia menanyakan satu hal yang sekaligus mengungkap siapa dia sebenarnya "r u gay?..ops sori..
[caption id="attachment_146147" align="alignleft" width="477" caption="Yeah. I"]"][/caption]
Saya awali dengan sedikit basa-basi, hingga menjurus pada pertanyaan "why did you choose to be gay?". Sayang, Ia sedikit merasa keberatan dengan menjawab "erm..too hard to explain...btw i love ,man". Baiklah pikirku, ini sudah sangat menjelaskan bahwa Ia sudah lama menjadi seorang gay.
Lanjut, saya tanya sejak kapan dia gay dan hanya menjawab "from kid maybe..". Berarti Ia tidak tahu juga, sejak kapan tahu diri sebagai gay. Lalu bagaimana dia bisa memutuskan dan sadar diri sebagai seorang gay? Jika saya menanyakan hal ini, kentara banget kalau saya interogator yang haus informasi. Sekedar meyakinkan, "Ever have sex with men?" dan Ia menjawab "yeah..". Ok, clear.
Investigasi terus belangsung sengit tapi santai. Di beberapa kesempatan Ia sempat bertanya kepada saya, apakah saya seorang gay? ketika saya jawab "I love women", kembali bertanya "any exp. sex with girl?". Hahaha... Saya jawab seperlunya dan mencoba membalikkan pertanyaan. Sontak kaget karena akhirnya Ia menyatakan "wow ur r so virgin boy..". Yeahhh....!
Sempat sedikit tersudut karena Ia membidik informasi tentangku, saya coba bangkit (lebay lagi). Saat Ia bertanya apakah saya berminat dengan sex oral dan jawabku "No I can't... it is not allowed by my religion?". Haram dan dosa bro...! Tampaknya Ia paham. Kesempatan untuk menginterogasi kembali, "Do you have a religion? (sorry)", disayangkan Ia tidak bersedia menjawabnya.
"typical boy u r...", itulah pernyataannya yang membuatku semakin bangga sebagai lelaki tulen. Dari beberapa pertanyaan, terjawab bahwa Ia sudah lama dan beberapa kali berhubungan seks dengan sesama jenis. Pernah mencoba dengan wanita, tapi dengan sesama pria lebih nyaman akunya. Woowww... It's sensational right? chatting dengan seorang gay yang tak pernah terbayangkan.
Frekuensi chat menurun (28/11/11-00:18:59) dengan orbrolan santai, tertawa dan sesekali Ia tersenum genit (hahaha). Terlintas dipikiranku sebuah pertanyaan, apakah Ia melakukannya dengan berbayar atau suka sama suka. Singkat dan cepat Ia jawab "jus fun not for money". Lalu saya kembali diserangnya dengan pertanyaan "so do u ever feel horny sometime huh?" -- "if u horny what will u do.." --Â "Â jus jerk off?". Dari sini saya baru tahu, ternyata jus jerk off artinya masturbasi. Huuftttt... Gapsex!
Seorang gay juga masturbasi rupanya. Berarti asumsi saya selama ini salah, bahwa gay tidak mampu ereksi. Tiba-tiba Ia bertanya " so how long ur dick?", wah sudah mulai gak beres nih. Singkat saja "Hmmmm... I don't know", hahaha.
Terakhir baru saya tahu bahwa Ia adalah mahasiswa juga. Sempat Ia menanyakan tentang gay di Jakarta dan minatnya untuk mencoba. Sepengetahuan saya di ibu kota juga ada yang demikian, betul?
Finally, saya tanya apakah Ia berniat untuk berubah ? "yeah maybe..". Sempat menghilang sejenak dan kembali dengan pertanyaan "wanna see jerk off?". Oh NO...!
Pesan terakhir diterima pada 28/11 pukul 0:58
Ok, kesimpulannya adalah:
- Berhati-hatilah saat mendapatkan pesan di dunia maya baik YM, FB, Twitter, dll. Segala bentuk tipu muslihat bisa saja terjadi kepada Anda. Bila terasa tidak terlalu penting maka abaikan saja. Namun, jika iman dan 'imin' Anda kuat silahkan dicoba untuk sekedar menggali informasi demi mengobati rasa penasaran. Ingat, tetap waspada dengan GODAAN.
- Seorang gay (mungkin) tidak menyadari dirinya sendiri sebagai gay. Tetapi gaya hidup dan lingkungan bisa menjadi faktor yang menyebabkannya.
- Seorang gay tidak selamanya dapat diposisikan sebagai tersangka 'sampah' masyarakat. Mereka tetap manusia yang pantas diperlakukan manusiawi. Sebagian dari mereka juga tidak akan mengusik kenyamanan kita jika menghormatinya.
- Menyikapi seorang gay tidak perlu berlebihan, biasa saja dan tidak perlu takut. Justeru kita dapat mengambil beberapa informasi dan pembelajaran hidup dari mereka. Ataupun kita dapat membantunya keluar dari status gay tersebut.
- Menggunakan media sosial, media online apapun sebaiknya dengan 'kandang'. Gunakan sebagai jendela untuk melihat dunia lebih luas dan mengambil nilai-nilai positif di luar sana yang tak mampu dijangkau dengan fisik.
Terakhir... Pengalaman chat dengan gay membawa kita pada sosok yang bijak. Hahaha... Selamat malam gays, eh guys..!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H