Saya memmili keheranan pada suatu kewajaran atau suatu yaang dianggap wajar dalam kehidupan sosial. Mengapa seseorang yang berasal dari golongan atas (misal anak pejabat tinggi, Direktur perusahaan besar atau sejenisnya) bersikap ramah, rendah hati dan tidak sombong (terlepas apakah itu sifat asli atau dibuat-buat) dianggap sesuatu yang luar biasa. Sebaliknya apabila seseorang yang berasal dari golongan biasa (misal pegawai rendahan, anak buruh atau yang berasal dari keluarga tidak mampu) ketika bersikap rendah diri maka dianggap hal yang hal yang wajar atau biasa.
Mengapa dua orang yang memiliki sikap yang sama tetapi mendapat anggapan dan perlakuan yang tidak sama?
Menurut pendapat saya dan bukan bermaksud menghakimi dan hanya sekedar opini, penyebabnya adalah karena psikologis kita dalam bermasyarakat membentuk opini bahwa seseorang yang berasal dari golongan atas seharusnya bersikap tinggi hati atau sombong, jadi apabila ada seseorang yang berasal dari golongan atas bersikap tidak sombong atau rendah hati (terlepas apakah merupakan sikap asli atau dibuat-buat) maka hal itu dianggap luar biasa.
Begitu juga sebaliknya dalam psikologis kita dalam bermasyarakat membentuk opini bahwa seseorang yang berasal dari golongan biasa ke bawah bersikap rendah hati atau rendah diri, hal tersebut sudah merupakan kewajaran dan memang seharusnya begitu.
Kita coba memutar balikkan kondisinya, apabila seseorang yang berasal dari golongan atas bersikap sedikit sombong atau tinggi hati maka hal tersebut akan dianggap wajar bila dilihat dari golongannya berasal, sebaliknya seseorang yang berasal dari golongan biasa ke bawah apabila bersikap tinggi hati atau sedikit sombong, maka hal tersebut akan dianggap tidak wajar bila dilihat dari golongannya berasal.
Sekali lagi, mengapa dua orang yang memiliki sikap yang sama tetapi mendapat anggapan dan perlakuan yang tidak sama?
Menurut pendapat saya dan bukan bermaksud menghakimi dan hanya sekedar opini, karena seseorang yang berasal dari golongan atas dianggap wajar bersikap sedikit sombong sedangkan seseorang yang berasal dari golongan biasa ke bawah dianggap tidak wajar bersikap sedikit tinggi hati.
Saya mengherankan kewajaran dan ketidak wajaran ini, karena pada keadaan tertentu menurut saya dapat menimbulkan sesuatu ketidakadilan, karena dua orang atau dua kelompok orang yang berasal dari latar belakang golongan yang berbeda, akan mendapatkan perlakukan yang tidak sama dalam masyarakat.
Contoh:
Seseorang misalkan namanya "X" yang bekerja di suatu perusahaan, dimana orang tua kandung atau kalau tidak terlalu ekstreme kerabat dekatnya adalah pejabat tertinggi dari perusahaan tersebut, dan hal ini diketahui hampir oleh seluruh pejabat dan karyawan dalam perusahaan tersebut. "X" memiliki sikap yang rendah hati, tidak sombong walaupun dia adalah kerabat dari pejabat tertinggi dari perusahaan tersebut (terlepas dari apakah ini adalah sifat asli atau dibuat-buat), hal ini menimbulkan simpati dari pejabat atau pegawai dari perusahaan tersebut dan "X" dianggap luar biasa, karena dia adalah kerabat tertinggi di perusahaan dan dia tidak tinggi hati dan bersikap ramah. Karena hal ini "X" diperlakukan lebih dari karyawan yang lain walaupun hasil kerjanya berantakan, tidak beres, hampir seluruh pekerjaan menggantung. "X" pun diperlakukan lebih dari karyawan lain katakanlah namanya "Y" yang berasal dari golongan biasa, lebih senior dan memiliki sikap yang sama (rendah hati dan tidak sombong) tetapi hasil pekerjaannya bagus, semua beres dan hampir seluruh pekerjaan diselesaikan sesuai dengan target waktunya.
Mengapa "X" mendapat perlakukan yang lebih baik dari "Y", padahal keduanya sama-sama memiliki sikap yang katakan rendah hati. Mengapa "X" diperlakukan lebih dari "Y" padahal "Y" lebih senior dibandingkan "X". Mengapa "X" diperlukan lebih dari "Y", padahal hasil pekerjaannya tidak lebih baik atau lebih buruk dari "Y".
Mengapa? sekali lagi bukan bermaksud menghakimi, dan hanya sekedar opini, penyebab terjadinya hal diatas adalah hal yang sederhana bahwa "X" mempunyai sikap yang rendah hati, tidak sombong (terlepas apakah itu sifat asli atau dibuat-buat, karena hanya dia dan Allah yang tau), dan semua yang memiliki kuasa diperusahaan melihatnya seperti itu, padahal dia adalah anak pejabat tertinggi diperusahaan. Mengapa anaka pemimpin tertinggi di perusahaan yang se"wajarnya" sombong, tinggi hati dan sejenisnya, tetapi "X" tidak sombong dan hal ini secara psikologis membentuk opini bahwa "X" adalah orang yang luar biasa, terlepasa apakah sikapnya tersebut asli atau dibuat-buat, karena hanya Tuhan dan dia yang tahu, atau orang yang kebetulan tahu. Opini yang menganggap dia luar biasa tadi akhirnya mengesampingkan hasil kerjanya yang berantakan, tidak beres, sering absen dan bla..bla..sebagainya, dan akhirnya disimpulkan bahwa "X" harus diperlakukan lebih karena dia adalah anak atau kerabat pemimpin perusahaan tetapi tidak sombong dan itu dianggap luar biasa.
Lalu bagaimana dengan nasib "Y" bukankah dia juga rendah hati atau tidak sombong (terlepas apakah itu sikap asli atau dibuat-buat), tetapi karena dia berasal dari background atau keluarga orang biasa ke bawah, maka sikap ini dianggap hal biasa, dan dia akan mendapatkan perlakukan yang biasa juga.
Lalu bagaimana dengan hasil pekerjaan "Y" yang dilihat dari segi apapun, hasil pekerjaan, disiplin kerja dan sebagainya jauh lebih baik dari "X", kembali karena dia berasal dari golongan biasa maka hal tersebut dianggap wajar, karena memang se"wajar" seorang karyawan yang digaji oleh perusahaan harus bekerja dengan sebaik-baiknya dan harus disiplin, maka diapun akan diperlakukan biasa dan sewajarnya saja.
Mengapa "X" diperlakukan lebih dari "Y", padahal yang menjadi pemimpin tertinggi perusahaan adalah bapaknya atau kerabatnya, jadi sudah sewajarnyalah dan di luar status kekeluargaanya bahwa "X" adalah pegawai biasa memiliki sikap yang rendah hati dan tidak sombong, karena yang menjadi pimpinan perusahaan bukanlah "X" melainkan bapaknya atau kerabatnya. Yang mungkin bisa di katakan wajar dianggap luar biasa adalah apabila pemimpin perusahaan (bapak atau kerabatnya "X") bersikap rendah hati atau tidak sombong. Siapapun akan setuju bahwa seorang pemimpin tertinggi sebuah perusahaan memiliki sikaap yang rendah hati dan tidak sombong, seorang pemimpin tertinggi lho di perusahaan itu.
Jadi wajar rasanyan saya mengherankan "kewajaran" mengapa "X" diperlakukan lebih dari "Y" padahal memiliki sifat yang sama.
Jadi wajar rasanyan saya mengherankan "kewajaran" mengapa "X" diperlakukan lebih dari "Y" padahal bersataus pegawai dengan level yang sama misalnya.
Jadi wajar rasanyan saya mengherankan "kewajaran" mengapa "X" diperlakukan lebih dari "Y" padahal "Y" memiliki hasil pekerjaan yang jauh lebih baik dari "X".
Jadi wajar rasanyan saya mengherankan "kewajaran" mengapa "X" diperlakukan lebih dari "Y" hanya karena "X" adalah anak atau kerabat dari pemimpin tertinggi perusahaan karena logikanya khan bukan "X" yang menjadi pemimpin tertinggi perusahaan.
Sekali lagi cuma sekedar opini dan hanya bermaksud mengherankan "kewajaran" yang membuat saya bertanya-tanya, "mengapa".
