A. Struktur Teks Cerita Sejarah:
1. Orientasi:
Majapahit, sebagai salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, berdiri pada abad ke-14 dan dipandang sebagai cikal bakal penyatuan wilayah Nusantara. Majapahit adalah lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan oleh Ken Arok.
2. Urutan Peristiwa:
A. Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan pada tahun 1292 akibat pemberontakan Jayakatwang, Bupati Gelanggelang dari Madiun.
B. Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya, bersama tiga sahabatnya, Sora, Nambi, dan Ranggalawe, melarikan diri.
C. Di desa Kudadu, Raden Wijaya dibantu oleh kepala desa, kemudian diterima oleh Arya Wiraja di Sumenep yang mendukung upayanya berlindung dari kejaran Jayakatwang.
D. Arya Wiraja berhasil membujuk Jayakatwang untuk mengizinkan Raden Wijaya membuka hutan Tarik di Trowulan, di mana kemudian didirikan desa bernama Majapahit.
E. Raden Wijaya berhasil mengajak penduduk untuk tinggal di desa baru tersebut dan mempersiapkan diri untuk merebut kekuasaan dari Jayakatwang.
F. Ketika tentara Mongol datang untuk menghukum Raja Jawa (Kertanegara), Raden Wijaya memanfaatkan situasi untuk bekerja sama dengan mereka.
G. Bersama pasukan Mongol, Raden Wijaya berhasil mengalahkan Jayakatwang. Namun, setelah kemenangan itu, Raden Wijaya balik menyerang tentara Mongol hingga mereka terpaksa meninggalkan Jawa.
H. Pada 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit dan diangkat sebagai raja dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
3. Reorientasi:
Majapahit kemudian berkembang pesat di bawah kepemimpinan Raden Wijaya dan para penerusnya, menjadi pusat kekuatan di Jawa dan wilayah sekitarnya. Kerajaan ini mencerminkan kejayaan budaya dan politik Nusantara pada masa itu.
4. Koda:
Kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan (sekarang di Mojokerto, Jawa Timur) menjadi simbol persatuan dan kejayaan Nusantara.
B. Kaidah Kebahasaan:
1.Menggunakan kalimat bermakna lampau (Telah)
Rencana Raden Wijaya tertolong oleh pasukan Mongol yang datang untuk menghukum Raja Jawa (Kertanegara) yang telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan.
2.Menggunakan Konjungsi Temporal (Kemudian)
Arya Wiraja kemudian membantu hingga Raden Wijaya diterima Raja Jayakatwang.
3.Menggunakan Kalimat Langsung (")
"Saatnya kita membalikkan keadaan. Mereka tak menduga, justru kitalah yang akan mengusir mereka dari tanah ini".
4.Menggunakan kalimat tak langsung
Di payungi sinar rembulan yang indah, dengan gagah pemberani Raden Wijaya berdiri di tengah alun-alun desa Majapahit yang baru ia bangun.
5.Menggunakan kata kerja mental
a. Raden Wijaya berhasil memikat hati penduduk untuk tinggal di tempat baru.
b. Terkenal di seluruh negeri dan kecantikannya dipuja-puja oleh para sastrawan di masa itu.
6.Menggunakan kata kerja Material
a. Dengan gagah perkasa Raden Wijaya menggenggam kerisnya erat.
b. Memandang tajam jauh ke arah tentara Mongol yang sedang berjaga tidak jauh darinya.
7.Menggunakan kata sifat
Raden Wijaya, dengan berani dan bertanggung jawab satu serangan cepat.
8.Menggunakan kata majas/kiasan
a. Dengan gagah perkasa, Raden Wijaya berdiri di tengah alun-alun desa Majapahit yang baru ia bangun.
b. Di Payungi sinar rembulan yang indah.
C. Modifikasi cerita fiksi:
1. Bagian Konflik
Dengan gagah perkasa Raden Wijaya menggenggam kerisnya erat, memandang tajam jauh ke arah tentara Mongol yang Sedang berjaga tidak jauh darinya. Raden Wijaya Mengetahui, Bahwasanya pada saat itu Merupakan Suatu kesempatan emas untuk bebas dari tentara Mongol.
2. Klimaks
Saat hari menjelang malam, ia berbisik kepada Sora, Nambi, dan Ranggalawe, “Saatnya kita membalikkan keadaan. Mereka tak menduga, justru kitalah yang akan mengusir mereka dari tanah ini.” Dengan penuh keberanian, mereka menyerang tentara Mongol dari berbagai arah. Raden Wijaya, dengan berani dan bertanggung jawab satu serangan cepat, Raden Wijaya berhasil melumpuhkan panglima Mongol Shih-pi. Terkejut akan hal tersebut dan tidak siap, pasukan Mongol yang tersisa lari tunggang-langgang menuju perahu mereka, meninggalkan tanah Jawa.
3. Koda
Di Payungi sinar rembulan yang indah, dengan gagah pemberani, Raden Wijaya berdiri di tengah alun-alun desa Majapahit yang baru ia bangun. Dengan sorak gembira dari masyarakat Desa Majapahit atas kemenangan dari rakyatnya, Raden Wijaya pun diangkat sebagai raja. “Mulai hari ini,” ucapnya dengan lantang, “Majapahit bukan sekadar tempat berlindung. Ia akan menjadi kerajaan yang mempersatukan Nusantara.” Di bawah pemerintahannya, desa yang dulu sepi berubah menjadi pusat kerajaan besar, yang gemanya terdengar hingga ke seluruh penjuru lautan. Raden Wijaya telah mewujudkan impiannya, membangun kejayaan yang kelak diwariskan pada generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H