Mohon tunggu...
Indra Fajar
Indra Fajar Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMAN 1 JOMBANG

Railfans

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Raden Wijaya dalam Mendirikan Kerajaan Terbesar di Nusantara

3 November 2024   17:38 Diperbarui: 5 November 2024   07:12 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Struktur Teks Cerita Sejarah: 

1. Orientasi:

Majapahit, sebagai salah satu kerajaan terbesar di Nusantara, berdiri pada abad ke-14 dan dipandang sebagai cikal bakal penyatuan wilayah Nusantara. Majapahit adalah lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan oleh Ken Arok. 

2. Urutan Peristiwa:

A. Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan pada tahun 1292 akibat pemberontakan Jayakatwang, Bupati Gelanggelang dari Madiun.

B. Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya, bersama tiga sahabatnya, Sora, Nambi, dan Ranggalawe, melarikan diri.

C. Di desa Kudadu, Raden Wijaya dibantu oleh kepala desa, kemudian diterima oleh Arya Wiraja di Sumenep yang mendukung upayanya berlindung dari kejaran Jayakatwang.

D. Arya Wiraja berhasil membujuk Jayakatwang untuk mengizinkan Raden Wijaya membuka hutan Tarik di Trowulan, di mana kemudian didirikan desa bernama Majapahit.

E. Raden Wijaya berhasil mengajak penduduk untuk tinggal di desa baru tersebut dan mempersiapkan diri untuk merebut kekuasaan dari Jayakatwang.

F. Ketika tentara Mongol datang untuk menghukum Raja Jawa (Kertanegara), Raden Wijaya memanfaatkan situasi untuk bekerja sama dengan mereka.

G. Bersama pasukan Mongol, Raden Wijaya berhasil mengalahkan Jayakatwang. Namun, setelah kemenangan itu, Raden Wijaya balik menyerang tentara Mongol hingga mereka terpaksa meninggalkan Jawa.

H. Pada 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit dan diangkat sebagai raja dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

3. Reorientasi:

Majapahit kemudian berkembang pesat di bawah kepemimpinan Raden Wijaya dan para penerusnya, menjadi pusat kekuatan di Jawa dan wilayah sekitarnya. Kerajaan ini mencerminkan kejayaan budaya dan politik Nusantara pada masa itu.

4. Koda:

Kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan (sekarang di Mojokerto, Jawa Timur) menjadi simbol persatuan dan kejayaan Nusantara.

B. Kaidah Kebahasaan:

1.Menggunakan kalimat bermakna lampau (Telah)

Rencana Raden Wijaya tertolong oleh pasukan Mongol yang datang untuk menghukum Raja Jawa (Kertanegara) yang telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan.

2.Menggunakan Konjungsi Temporal (Kemudian)

Arya Wiraja kemudian membantu hingga Raden Wijaya diterima Raja Jayakatwang.

3.Menggunakan Kalimat Langsung (")

"Saatnya kita membalikkan keadaan. Mereka tak menduga, justru kitalah yang akan mengusir mereka dari tanah ini".

4.Menggunakan kalimat tak langsung 

Di payungi sinar rembulan yang indah, dengan gagah pemberani Raden Wijaya berdiri di tengah alun-alun desa Majapahit yang baru ia bangun.

5.Menggunakan kata kerja mental

a. Raden Wijaya berhasil memikat hati penduduk untuk tinggal di tempat baru. 

b. Terkenal di seluruh negeri dan kecantikannya dipuja-puja oleh para sastrawan di masa itu.


6.Menggunakan kata kerja Material

a. Dengan gagah perkasa Raden Wijaya menggenggam kerisnya erat.

b. Memandang tajam jauh ke arah tentara Mongol yang sedang berjaga tidak jauh darinya.

7.Menggunakan kata sifat

Raden Wijaya, dengan berani dan bertanggung jawab satu serangan cepat.

8.Menggunakan kata majas/kiasan

a. Dengan gagah perkasa, Raden Wijaya berdiri di tengah alun-alun desa Majapahit yang baru ia bangun. 

b. Di Payungi sinar rembulan yang indah.

C. Modifikasi cerita fiksi:

1. Bagian Konflik

Dengan gagah perkasa Raden Wijaya menggenggam kerisnya erat, memandang tajam jauh ke arah tentara Mongol yang Sedang berjaga tidak jauh darinya. Raden Wijaya Mengetahui, Bahwasanya pada saat itu Merupakan Suatu kesempatan emas untuk bebas dari tentara Mongol.

2. Klimaks

 Saat hari menjelang malam, ia berbisik kepada Sora, Nambi, dan Ranggalawe, “Saatnya kita membalikkan keadaan. Mereka tak menduga, justru kitalah yang akan mengusir mereka dari tanah ini.” Dengan penuh keberanian, mereka menyerang tentara Mongol dari berbagai arah. Raden Wijaya, dengan berani dan bertanggung jawab satu serangan cepat, Raden Wijaya berhasil melumpuhkan panglima Mongol Shih-pi. Terkejut akan hal tersebut dan tidak siap, pasukan Mongol yang tersisa lari tunggang-langgang menuju perahu mereka, meninggalkan tanah Jawa.

3. Koda

Di Payungi sinar rembulan yang indah, dengan gagah pemberani, Raden Wijaya berdiri di tengah alun-alun desa Majapahit yang baru ia bangun. Dengan sorak gembira dari masyarakat Desa Majapahit atas kemenangan dari rakyatnya, Raden Wijaya pun diangkat sebagai raja. “Mulai hari ini,” ucapnya dengan lantang, “Majapahit bukan sekadar tempat berlindung. Ia akan menjadi kerajaan yang mempersatukan Nusantara.” Di bawah pemerintahannya, desa yang dulu sepi berubah menjadi pusat kerajaan besar, yang gemanya terdengar hingga ke seluruh penjuru lautan. Raden Wijaya telah mewujudkan impiannya, membangun kejayaan yang kelak diwariskan pada generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun