Sejarah Indonesia membutuhkan seseorang yang sangat dibanggakan untuk memajukan teknologi, kita sudah mengenal tentang perjalanan Bapak Teknologi Indonesia yang sangat terkenal yaitu Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng, dia adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga.
Jasanya dalam memajukan teknologi di Indonesia Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng , rela meninggalkan sesuatu yang sangat berharga di negeri Jerman, bukan rahasia lagi harta, jabatan dan tawaran yang sangat menarik dari Pemerintah Jerman di tolak mentah-mentah oleh Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng.
Dan perlu masyarakat Indonesia tahu juga bahwa ada seseorang yang benar benar mengikuti jejak perjalanan dari Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng, yaitu Dr Nurul Taufiqu Rochman M Eng PhD.
Tahun 2004, Dr Nurul Taufiqu Rochman M Eng PhD berkeinginan kembali ke Indonesia walaupun banyak cibiran yang mengingatkan bahwa kurangnya penghargaan pemerintah Indonesia terhadap Ilmuan dan juga sedikitnya perhatian pemerintah Indonesia terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia sehingga menjadi fenomena Brain Drain waktu itu.
Dr Nurul Taufiqu Rochman M Eng PhD kembali ke tanah air setelah 14 tahun belajar dan berkarya di Jepang, Di Jepang sendiri dia menorehkan tinta emas sejarah inovasi karena nama Dr Nurul Taufiqu Rochman M Eng PhD dicatat sebagai "Pembokar" paten pemurnian logam yang dipegang perusahaan manufaktur besar, perusahaan 'Kobe Steel'.Â
Sebalik pulang ke Indonesia pun, bukan hal yang mudah yang harus dijalani. tetapi tekadnya yang sudah bulat untuk mengembangkan Nano teknologi di Indonesia.
Sekali layar berkembang, pantang surut kembali. dengan hanya membeli komponen di Glodok, Jakarta ia berhasil menciptakan alat pembuat Nano Partikel, Fokus dan Konsisten tegasnya.
Dengan membuat alat-alat penelitian seperti high energi milling untuk memproses menjadi partikel nano.
Dr Nurul Taufiqu Rochman M Eng PhD akhirnya mematenkan karyanya tersebut demi melindungi temuannya dan membebaskan penelitian lain untuk menggunakannya.
Berdiskusi setiap waktu dengan team yang solid Dr Nurul Taufiqu Rochman M Eng PhD akhirnya berfikir realistis "Gak usah yang cangih-cangih dulu," Ujarnya. Maka lahirlah alat-alat yang "sederhana" yang penting bermanfaat bagi dirinya, para peneliti, dan terutama untuk industri. Alat yang di ciptakan berupa mesin pembuat powder (partikel) dengan ukuran Nano Meter.
Ilmu yang dipelajari sebenarnya Bapak Nurul sebenarnya bukan hanya Nanoteknologi, akan tetapi dia melihat sekarang ini yang sangat potensial untuk dikembangkan dan dapat berinteraksi langsung dengan industri adalah Nanoteknologi.Â
Dr Nurul Taufiqu Rochman M Eng PhD juga meraih "Baharuddin Jusuf Habibie Technology Award" (BJHTA) 2014.
BJHTA adalah anugerah tahunan yang diberikan BPPT kepada pelaku teknologi yang berjasa, berpestrasi, dan berdedikasi kepada bangsa dan negara Republik Indonesia dalam inovasi dan berkreasi untuk karya nyata teknologi dibidangnya masing-masing.
Nanoteknologi merupakan teknologi merekayasa partikel dalam ukuran satu berbanding satu miliar meter untuk menjadi material baru yang memiliki fungsi istimewa sesuai dengan yang diinginkan.
Dengan nanoteknologi, meterial dapat dirancang lebih efektif dan efesien  sebagai bahan dasar produk-produk kesehatan seperti obat-obatan, jamu herbal, suplement (propolis), kimia, kemasan, keramik dan lainnya.
Penerapan Nanoteknologi ini dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia untuk memperkuat daya saing global industri Nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H