Berbeda dengan Kuda yang telah dijelaskan di paragraf di muka. Namun realitas jaman terkadang banyak diantara manusia yang hidup bak ternak yang fungsinya hanya makan dan berkembang biak tanpa sedikitpun membawa kebermanfaatan terhadap sesamanya. Jenis manusia seperti ini adalah manusia yang kurang baik, jika dilihat dari sejatinya menjadi manusia.Â
Ternak dapat berupa binatang apa pun. Namun, dalam percakapan sehari-hari orang biasanya merujuk pada ayam, angsa, kalkun, atau itik untuk unggas, serta babi, sapi, kambing, domba, kuda, atau keledai untuk mamalia. Dari semua binatang ternak yang telah disebutkan tugas mereka hanya makan dan beranak untuk menciptakan keuntungan bagi yang memelihara ternak tersebut.
Namun, tidak untuk manusia yang menjadikan dirinya sendiri layaknya ternak, karena tidak ada yang memelihara manusia, kecuali Tuhannya. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah Tuhan ridha jika melihat manusia yang memiliki sifat kebiasaan yang sama seperti ternak ?Â
Maka, jika tidak ingin diidentikkan atau menyerupai sifat ternak sudah seharusnya kita menjadi manusia. Dengan berbekal akal pikir sebagai manusia kita diharuskan membantu sesama, menolong atas Sesama, terlebih-lebih memberikan manfaat bagi sesamanya dari apa yang kita punya.
Punya itu tidak harus berupa uang untuk membantu, tidak membuang sampah sembarangan saja itu sudah membedakan diri antara ternak dan manusia. Apalagi, bagi mereka yang ringan tangan dalam memberi, dan berkarya dalam bentuk apapun sebagai rasa ingin berbagi hal baik atas dasar cinta dan kemanusian. So, jangan mau jadi ternak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H