Mohon tunggu...
Indra A Mahendra
Indra A Mahendra Mohon Tunggu... Guru -

I am regarded as one of the Adam A. S. 's son.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jason Bourne dan Bantal Guling?

14 Agustus 2016   08:58 Diperbarui: 14 Agustus 2016   17:21 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inti cerita dari trilogy ini yaitu tentang Jason yang mencoba mencari identitas diri yang sebenarnya.

Sebenarnya, semua pencarian itu sudah berakhir di film “The Bourne Ultimatum” (2007), terjawablah semua pertanyaan serta misteri yang ada, sekaligus menutup seri ini dengan akhir yang memuaskan. 

Respon negatif yang bermunculan terhadap film “The Bourne Legacy” (2012) seharusnya menjadi peringatan keras pagi produser yang berniat untuk membuat reboot atau spin-off dari film ini.

Ketika diumumkan tentang peluncuran “Jason Bourne” di tahun 2016, jujur saja ekspetasi saya tidak terlalu besar. Saya rasa film ini tidak perlu dan tidak mungkin akan membuat kesuksesan seperti dahulu kala tanpa dibanding-bandingkan dengan kisah yang sebelumnya.

1. Kasur Bantal: Saya hampir tertidur waktu di bioskop. Alur cerita terkesan dipaksa, terlihat pada usaha dalam membuat Jason Bourne keluar dari masa pensiunnya yang terasa cukup timpang dan lemah. Akting tidak ada yang spesial, adegan kejar-kejaran mobil bikin capek dan membosankan.

2. Naskah film terlalu lembek. Kok bisa? Jadi begini, si Jason Bourne = orang yang paling diburu bin dicari… di manapun dia berada, tentu saja dan  pasti sistem pengenal wajah menyimpan alogaritma dari wajahnya. TAPI, dia dengan santai pergi ke tempat umum di mana saja tanpa penyamaran, bahkan melejit melewati beberapa negara (tanpa penyamaran juga) dan lain-lain.

Dalam setiap petualangan/ perjalanan Jason Bourne di film ini juga tidak terlalu menarik seperti film Bourne yang sebelumnya. Motif Jason Bourne keluar dari “bayang-bayang’ tidak cukup kuat.

3. Musuh Ganas, Tapi kok....: Lawan utama dari Jason Bourne di film ini juga kurang menarik. Di film sebelumnya, pada setiap misi, Jason Bourne bertemu dengan agen lain yang jelas sekali mereka sesuai dan hanya mengikuti perintah. Namun, agen kali ini sangatlah terasa seperti “anak nakal” yang tidak mempunyai masalah membunuh warga sipil secara bebas.

Pada akhirnya, “Jason Bourne” merupakan film aksi yang biasa. Upss.. 

Jika ini bukan film trilogi, mungkin saya akan menimati setiap alur yang ada. Namun, jika dibandingkan dengan film Jason Bourne yang lain… yaah, rasanya masih ada sedikit kekecewaan.

KESIMPULAN: Film ini berbicara tentang Jason Bourne yang kembali lagi dari “Trilogi yang Seharusnya Selesai” dan berimbas pada kepanikan CIA. Jason Bourne kembali untuk mencari jawaban dan munculah agen lain yang berusaha untuk menghentikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun