Mohon tunggu...
Indra Agusta
Indra Agusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - hologram-Nya Tuhan

Cantrik di Sekolah Warga, Suluk Surakartan dan Sraddha Sala

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Uria, Jalan Kontestasi dan Lacur Kekuasaan

15 Mei 2019   17:06 Diperbarui: 15 Mei 2019   17:36 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasionalitas akhirnya menjadi jauh, bahkan klise ketika milenial yang punya akses teknologi untuk menjangkau beragam data-data kontestasi juga ikut-ikutnan nyinyir kelas teri di sosmed masing-masing. Banyaknya informasi yang dengan sangat mudah bisa digapai tidak mempengaruhi mereka menjadi rasional dalam memilih, ataupun sekedar menilik janji-janji dan program-program didesaku banyak yang kalah dengan amplop-amplop dini atau pagi hari.

Kenyataan ini harus dipahami ternyata konsep one man one vote itu tidak bisa diaplikasikan sebagai gerakan rasional, namun lebih kepada siapa pemegang kapital yang berani modal banyak sebagai pengisi amplop yang kemudian memenangkan peran, selanjutnya apakah program-program efektif, ternyata tidak. 

Kita masih mewarisi kebudayaan masa lalu yang menempatkan pilihan hanyalah pada tokoh tertentu, kepercayaan kita pada seorang tokoh tidak bisa dihindari, banyak pilihan-pilihan yang diberikan hanyalah karena menunggu tokoh entah tokoh politik, agamawan, tokoh kebudayaan memihak paslon tertentu baru mereka mantap memilih. Jika demikian bukankah terbalik dengan konsep diatas, demi efisiensi pemilihan bukankah alangkah baiknya kita mempercayakan pilihan pada orang-orang tua yang kita percayai saja. memangkas ongkos demokrasi.

Lalu Uria tumpas di medan laga seperti yang sudah-sudah jika ada konflik horizontal akibat kontestasi, bukan Raja yang akan menerima getahnya tapi kita yang emosional berlebihan dalam mendukung akhirnya berhadap-hadapan dan 'yang tidak tahu' gambaran lengkap dari situasi yang akan terseret, hanyut dan menjadi bual-bualan hegemoni yang memilukan.

semoga terus dijagai dalam Tuhan dan kewaspadaan..


#agustaisme

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun