Mohon tunggu...
Indra Mannaga
Indra Mannaga Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Konsultan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jadi Solusi yang Lebih Rendah Risikonya, Ini Ragam Tembakau Alternatif

17 September 2021   14:36 Diperbarui: 17 September 2021   14:46 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingkat konsumsi rokok di Indonesia terbilang memprihatikan. Apalagi, rokok memiliki banyak dampak negatif bagi kesehatan. Hal itu diungkap Ketua Tobacco Control Support Center (TCSC) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), dr Sumarjati Arjoso SKM. Karenanya, perlu alternatif pengganti rokok yang biasa dikonsumsi masyarakat.

Baru-baru ini, mulai digaungkan tembakau alternatif sebagai solusi untuk mengurangi risiko kesehatan yang lebih rendah dari mengkonsumsi rokok pada umumnya. Adapun salah satu produk tembakau alternatif adalah tembakau yang dipanaskan.

Menurut Pendiri Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia, Achmad Syawqie, produk tembakau alternatif ini jika digunakan secara efektif dan tidak berlebihan bisa membantu mengurangi angka perokok tertinggi di Indonesia.

Ia juga menjelaskan bahwa produk tembakau alternatif ini atau tembakau yang dipanaskan memiliki zat kimia yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok. Dikarenakan dalam penggunaannya tidak ada proses pembakaran, tetapi melalui pemanasan.

Untuk perokok yang sudah sangat aktif dan candu akan sulit dihentikan. Karena merokok sudah menjadi kebiasaan dan rutinitasnya. Bagi perokok yang sulit menghentikan kebiasaannya itu, ada beberapa alternatif dengan beralih ke produk tembakau yang lebih rendah risiko. Berikut beberapa opsi yang bisa Anda coba: 

  1. Tembakau kunyah. Tembakau kunyah ini lebih dikenal dengan sebutan tembakau sugi untuk mengurangi kebiasaan merokok. Cara mengonsumsinya dengan mengambil sedikit tembakau dan ditelatkan didalam mulut pada bagian antara pipi dan gusi. Tembakau kunyah ini biasanya tersedia dalam kemasan kaleng atau kantong. Mengonsumsi tembakau kunyah tentu juga memiliki risiko, maka dari itu penggunaannya harus sesuai takaran dan tidak berlebihan.

  1. Tembakau tempel. Produk alternatif ini lebih biasa dikenal dengan sebutan snus yang merupakan tembakau tanpa asap yang popular dikonsumsi di Skandinavia. Memiliki bentuk fisik yang kering, penggunaannya hanya dengan ditempelkan di bawah bibir. Kemasan produk ini pun hanya dikemas di dalam sebuah kantong seperti kantong teh yang berukuran kecil. Sama seperti produk tembakau kunyah, tembakau tempel juga memiliki risiko untuk kesehatan walaupun lebih rendah dari mengkonsumsi rokok biasa.

  2. Dissolvable Tobaco. Tembakau ini berbeda dengan produk sebelumnya. Produk ini dapat larut dan bisa digunakan sebagai pelega tenggorokan. Tersedia dalam beberapa bentuk, yaitu strip atau stick, serta ada juga yang seperti permen. Tembakau ini masih mengandung nikotin, walaupun memiliki risiko lebih rendah dari rokok.

  1. Rokok elektrik. Biasa disebut dengan vape yang sudah banyak penggunanya di Indonesia. Cara mengonsumsinya dengan menghirup dan menghembuskan aerosol atau uap yang diproduksi oleh pengguna vape. Studi yang dilakukan di Inggris pada April 2015 hingga Maret 2018, melihat tingkat pantang yang tervalidasi secara biokimia selama 12 bulan pada perokok yang menggunakan rokok elektrik dibandingkan dengan terapi pengganti nikotin.

Walaupun produk tembakau alternatif ini memiliki rendah risiko, dalam penggunaan yang berlebihan tetap akan memberikan efek yang tidak baik untuk kesehatan. Dalam proses pengurangan mengkonsumsi rokok, penggunaan produk alternatif ini harus tetap dikonsumsi sesuai dengan takaran yang tidak berlebihan.

Terkait tembakau yang dipanaskan, terdapat beberapa perbedaan dengan rokok elektrik. Dari cara mengonsumsi dan kadar senyawa yang dihasilkannya pun berbeda. Produk tembakau yang dipanaskan, bahan baku utamanya adalah tembakau yang dibentuk menjadi lembaran yang kemudian digulung dan disebut sebagai batang tembakau. Pada saat mengonsumsinya, batang tersebut dimasukkan ke sebuah alat untuk dipanaskan, kemudian akan menghasilkan uap.

Sedangkan rokok elektrik atau yang sering disebut dengan vape memiliki kandungan nikotin. Terdapat dua jenis sumber nikotin, yaitu nikotin yang diekstrak langsung dari daun tembakau, serta nikotin buatan (sintetis) yang dibuat dari campuran bahan kimia sehingga membentuk struktur seperti nikotin.

Peneliti dari YPKP Indonesia, Amaliya mengatakan, inovasi produk Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah rokok di Indonesia. Produk tersebut terbukti dapat membuat perokok beralih dari kebiasaannya dan pada akhirnya berhenti merokok.

Tapi akan sulit bagi perokok yang sedang dalam proses berhenti. Jadi, untuk berhenti jika tidak bisa langsung, maka harus dilakukan secara bertahap. Sehingga, hal itu yang harus dipikirkan dengan ketersediaan produk HPTL saat ini. "Yang perlu dipahami, produk HPTL memiliki risiko dan paparan senyawa berbahaya yang jauh lebih rendah daripada rokok," pungkasnya.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun