Mohon tunggu...
Indra Syahputra Lembong
Indra Syahputra Lembong Mohon Tunggu... Editor - Anggota YAPKESI

Ketika orang mendeskripsikan diri menjadi sebuah impian, maka saya akan mendeskripsikan diri menjadi kebalikan darinya. Mulai dari hal-hal kecil itulah saya akan menulis puisi, karya, dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bidadari Subuh

9 Maret 2019   04:45 Diperbarui: 9 Maret 2019   05:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lagi saatnya mentari menyapa
Tapi, engkau telah menaruh curiga
Kepadaku, kau tuduhkan sengaja
Seakan aku selingkuh dengan dia
Sementara aku dan dia telah ada yang punya

Dari timur tenggara hutan berkokok ayam jantan
Bersahut pula dengan kumandang adzan
Aku menyela tidak demikian
Engkau diam menjatuhkan air mata
Dan, pagi pun tiba

Kerongkongan ini telah kering
Namun, kau tetap saja menuding
Aku mengamuk
Kau takluk, jiwaku malu-malu menunduk
Lalu apa lagi yang ingin kau tepuk

Bulir-bulirnya embun pagi mengkristal di dedaunan padi
Menetes perlahan hingga menyentuh kulit bumi
Memberi sejuk ke dalam lubuk sanubari
Lagi-lagi ku terniang lagi lidahmu berkata aduhai lembut sekali

Berkali-kali aku marah, engkau bijak menyikapi
Tentram jiwaku ramah tamah engkau menyapa
Jujur hati ini lemah tak berdaya
Engkaulah sahabat, engkaulah cinta
Terasa lagi asmara perdana itu kembali
Masa ke mana pertama kali kita berjumpanya di mana

____________

Copyright by: Indra Sp. Lembong
Banda Aceh, Edisi Sabtu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun