Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Pabichara

10 November 2021   10:00 Diperbarui: 10 November 2021   10:03 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang dengan kebun di kepalanya (Gambar: CDD20 Via Pixabay)

Tak ada yang mengenalnya sebagai manusia biasa, tidak pula setengah Dewa. Konon Ia bersemayam di dalam bait-bait dan tanda baca. Di balik kata-kata bernyawa, ditiupkan mantra. Pada kalimat-kalimat berbisik, yang berjatuhan dari Dwaraka.

Dia berbicara melalui sayatan aksara. Menyeru tanda seru menderu, menaja tanda tanya menyala. Menuang anggur yang dipetik dari kebun di kepala, ke dalam cawan pustaka. Dan kureguk sekadar melepas dahaga.

Bak cendawan di musim penghujan. Pada setiap rintisan waktu, terlahir pahlawan. Orang-orang yang berdiri paling depan dengan menggenggam impian. Namun hanya sedikit yang bertahan dalam ingatan.  

Oh...Borongtammatea, dia yang tak terjeda dihantam koma, tak jua terhenti dicekik titik!

Batam, 10 November 2021

Indra Rahadian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun