"Sekarang jaga di sini, Kang?" seseorang turun dari motornya dan menyapa Kang Ujang.
"Alhamdulillah, masih diberi rezeki," jawab Kang Ujang.Â
Meski Kang Ujang tidak mengenalnya, tetapi ia mau bercengkrama dengan pria tersebut. Karena mantan karyawan garmen, seringkali mampir, dan memberinya minuman atau makanan kecil.Â
Mereka biasanya mengenang masa-masa indah, saat bekerja di dalam sana. Berharap iklim usaha dapat kembali membaik. Dan tempat mereka bekerja akan kembali beroperasi.Â
Malam itu, Kang Ujang berjaga sendiri. Pada pukul dua belas malam, ia memukul tiang listrik sampai berdentang dua belas kali. Kemudian kembali ke pos di luar pagar dan menyeduh kopi. Radio kecil pun dinyalakan untuk mengusir sepi.Â
Sembari mendengarkan lagu lawas yang diputar radio lokal, ia melirik bungkusan berisi roti bakar. Pria yang singgah dan bercengkrama, memberikan makanan itu untuk Kang Ujang.Â
Iapun menikmati roti bakar sambil bersenandung. Tembang kenangan dari Ebiet G. Ade bertajuk Berita Kepada Kawan membawa Kang Ujang menyelami masa silam. Perjuangan dan jalan hidup yang berliku-liku.Â
Bukan hanya bel sekolah. Di awal usaha, ia sudah lekat dengan bunyi besi bertalu. Kala menjalani profesi sebagai pengrajin panci, tukang es doger dan tukang cilok di depan sekolah. Kini iapun memukul tiang listrik sebagai penanda waktu.Â
Roti bakar belum habis, lagu lawas belum selesai. Namun Kang Ujang merasa sangat mengantuk. Ia akhirnya merebahkan diri di bangku panjang di luar pos jaga. Tak lama, iapun pulas dan bermimpi indah.Â
Sebuah mobil colt buntung berhenti tepat di depan gedung. Seorang lelaki menghampiri pos jaga dan melihat Kang Ujang tertidur di sana. Terlihat ia melambaikan tangan, tanda situasi sudah aman.Â
Empat orang lelaki tergesa-gesa membuka gerbang. Masuk ke gedung dan merusak gembok. Mereka mengambil beberapa bahan tersisa dan suku cadang mesin jahit. Menggasak barang yang dapat ditampung dalam bak mobil.Â