Kita mesti belajar dari generasi zaman now yang mungkin lebih baik dalam bersikap soal asmara. Lebih baik disebut bucin daripada kehilangan orang yang kita perjuangkan dengan sungguh-sungguh. Dan bila harus berpisah, toh hanya ada satu kata "move on."
Namun tentu harus lebih cerdas. Banyak pepatah lama yang membahas batasan moral dan etika. Hal itu masih relevan.
Tempatkan mantan pada jodohnya, tempatkan pepatah pada maknanya.
Mungkin sebaiknya kita mencoba menempatkan pepatah tersebut ke dalam makna "cinta" yang lebih luas. Mematahkan argumentasi yang membuat cara berpikir kita dibatasi.Â
Lingkungan hidup membutuhkan cinta. Meskipun kita tak pernah memilikinya secara utuh. Bagaimana kita dapat hidup nyaman, jika lingkungan tak terawat, rusak dan berbahaya.Â
Dinamika sosial kita membutuhkan cinta. Meskipun tak punya keterkaitan langsung dengan mereka. Bagaimana bisa berbicara cinta dan kemanusiaan, saat saling berbagi dianggap rugi.Â
Pekerjaan membutuhkan cinta. Meski terkadang pekerjaan yang kita jalani tidak sesuai salary. Bila perusahaan tersebut bukan milikmu. Lantas apa salahnya, memberikan kemampuan terbaik untuk menopang keberlangsungannya.Â
Bukankah mencintai tak harus memiliki.
Pepatah akan bermanfaat bila digunakan sesuai maknanya. Bukan dimanfaatkan seenaknya.Â
Untukmu yang masih terjebak dalam kisah cinta sendiri. Di luar sana, banyak yang lebih berhak atas kasih sayangmu.Â
Dan untukmu lelaki yang kadung berpredikat "buaya darat". Berhentilah mengunggah pepatah "mencintai tak harus memiliki" kepada setiap perempuan yang ditinggalkan.Â
"Ayolah, cinta tak sebercanda itu kawan."
**
Indra Rahadian