"Sudah saya duga, ini tak ada hubungannya dengan peristiwa mistis," ucap Pakde Harso.Â
"Namun, kasus ini masih belum menunjukkan titik terang. Kami masih butuh keterangan saksi," tutup AKBP Teddy.Â
Balai kesehatan Kedung Selo, malam itu ramai dikunjungi tokoh-tokoh desa dan pihak kepolisian. Beberapa warga yang penasaran, terlihat berada di luar pagar.Â
Karyono satu-satunya saksi kunci yang mampu membuka tabir misteri di pabrik gula Kedung Selo. Kini masih dalam kondisi trauma, tubuhnya tak berhenti gemetar dan belum bisa diajak bicara. Hingga, AKBP Teddy urung mengambil keterangan saksi.Â
"Ik..ik..ku, ba..bajingaaaaaan!!"Â
Suasana tiba-tiba menjadi heboh, Karyono histeris dan berteriak-teriak sambil menunjuk-nunjuk tak tentu arah. Matanya melotot seakan menatap hantu. Goncangan tubuhnya tak beraturan. Perawat kewalahan menenangkan Karyono, sampai-sampai Pakde Harso turun tangan ikut memegang tubuh Karyono.Â
Dipicu kerumunan warga dan tokoh masyarakat di teras balai kesehatan mental, Karyono menjadi histeris setelah melihat mereka dari balik jendela. Teriakannya tak henti terdengar sampai keluar.Â
Gatot terlihat membuang puntung rokok dan beranjak pergi dari teras balai kesehatan. Ia melangkah terburu-buru dan diikuti oleh beberapa warga lainnya. Malam itu, teriakan Karyono memang membuat suasana desa semakin mencekam.Â
Keesokan hari, Pakde Harso kembali berkunjung ke balai kesehatan. Ia datang bersama seorang petugas polisi hendak memindahkan Karyono ke fasilitas kesehatan mental di kota.
Hal itu dilakukan atas saran AKBP Teddy, agar Karyono mendapatkan perawatan yang lebih baik. Dengan harapan, dapat mempercepat proses penyembuhan.Â
Baru saja Pakde tiba di balai kesehatan, beliau dikejutkan oleh teriakan panik perawat dari bilik pasien. Lengkingan panjang suster Setyowati terdengar histeris dari dalam bilik perawatan.Â
Pakde Harso yang tiba di sana tak dapat menahan kengerian dalam dadanya, kala melihat kondisi Karyono yang mengenaskan.Â