"Anomali yang merusak! Harus dibasmi!" seru Jenderal kelelawar.
Mereka mengambil keputusan untuk memperdaya Rarami. Maka, disusun rencana terbaik oleh Raja, Menteri dan Jenderal kelelawar.
Di malam berikutnya, Rarami kembali terlihat tengah mengusir kawanan kelelawar yang sedang mencari makan. Dan lagi-lagi, ia tak mau berbagi.
Setiap pohon yang ia datangi menjadi miliknya. Ia tak peduli mahkluk lain, hanya peduli pada kepentingan diri sendiri.Â
Menteri kelelawar menghampiri Rarami dan berkata, "Hai Rarami, seharusnya kau menjadi raja. Di lembah ini, tak ada kelelawar lain yang sebesar dirimu."
"Tentu saja, aku kelelawar paling tangguh dan besar di lembah ini," jawab Rarami.Â
Tak lama, datang Jenderal kelelawar dan ia berkata, "tangguh dan besar belumlah cukup, kau harus membuktikan kehebatanmu dahulu."
Rarami tertawa dan menjawab dengan sombongnya, "bukti apalagi? aku adalah kelelawar terbesar. Bahkan lebih besar dari raja saat ini!"
"Raja kelelawar yang membuat lembah ini penuh dengan pepohonan. Dahulu, beliau membawa biji-biji buah dan menebarkan di lembah ini," ucap Menteri kelelawar.Â
"Nah, apa kau dapat melakukan hal yang sama?" tantang Jenderal kelelawar.Â
"Baiklah, selesai makan akan kutebar biji-biji buah ini!" jawab Rarami.Â