DERAI air mata, mengalir di pipi tembem gadis mungil. Satu cone eskrim, rasa vanilla jatuh ke tanah. Baru dua langkah dari sang penjual. Kini, sudah tak bisa lagi dinikmati. Kang Aswin, melihat hal itu dan membuatkan kembali eskrim cone.Â
Namun, gadis itu malah berlari menjauh. Ia pulang ke rumah dengan kecewa dan menangis ke pangkuan ibunya. Eskrim cone rasa vanilla, diantar ke rumah.Â
Bukan oleh Kang Aswin, tapi anak lelaki yang kebetulan mengantri di belakang gadis tadi. Ia mengetuk pintu dan memberikan eskrim itu, pada ibu sang gadis mungil.Â
Dari balik jendela, gadis mungil menatap anak lelaki yang berjalan meninggalkan rumahnya. Ia tersenyum, sambil menikmati eskrim di dalam kamarnya.Â
Tokyo, 12 Desember 2014
Musim dingin membawa butiran embun membasahi jalan kota. Meski tak ada salju yang turun di sana, udara lebih dingin dari hari-hari biasa. Terlihat sepasang remaja asal Indonesia, menyusuri Shibuya di kawasan Ebisu.Â
"Hei, kudengar lusa nanti kau akan pulang ke Indonesia?" tanya Sinjia.Â
"Iya, kontrak kerja sudah habis. Aku akan ke Bandung, ada tawaran kerja di sana," jawab Chandra.Â
"Ehmm, apa kita akan bertemu lagi?" keluh Sinjia.Â
Chandra tertawa mendengar ucapan Sinjia. Ia mempercepat langkahnya dan berbalik ke arah Sinjia. Kemudian berkata.Â