Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Tiga Puluh Dini Hari

1 Maret 2021   00:10 Diperbarui: 1 Maret 2021   00:17 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terjaga, pada dua tiga puluh dini hari
Hilang cahaya api dan dihantui rasa sepi
Maukah kau menepi pada jiwaku yang kosong?
Maukah kau menari dalam angan yang merantai?

Terpejam dan terdiam tanpa ada mimpi-mimpi
Terjerat pekat malam, dicumbui pertanyaan
Akankah hari-hari melarutkan penyesalan?
Akankah kata-kata mengembalikan senyuman?

Aku tak dapat melihat, warna merah pada angka
Aku kehilangan esok, kemarin dan lusa
Aku tak dapat merapalkan nama-nama Dan aku, terikat erat pada jerat ruminasi

Membakar catatan-catatan yang kutuliskan ratapan
Pada nafas yang tertahan, kucabik kebenaran
Akankah keinginan selaraskan harapan?
Akankah kerinduan dapat memberikan jalan?

Aku terjaga, pada dua tiga puluh dini hari
Menjaga kewarasan dalam do'a tak bertepi
Aku terjaga..

Indra Rahadian
Barelang Bridge/ 28 Februari 2021


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun