"Jangan sekali-kali merasa malu memberi walaupun sedikit. Sebab, tidak memberi sama sekali pasti lebih sedikit nilainya."Â _Ali Bin Abi Thalib.
Kebahagiaan itu sederhana, cukup memberi dan cukup menerima. Memberi senyuman, akan menerima senyum. Memberi dengan ikhlas, akan menerima tanpa batas.
Blog Competition Maraton Nulis Awal Tahun 2021.
Kebaikan berbalas kebaikan. Kebaikan Kompasiana menyelenggarakan Blog Competition Maraton Nulis Awal Tahun 2021, berbalas sebuah usaha dan niat berbagi. Bukan soal nominal, lebih pada usaha dan semangat kebersamaan.
Pada sebuah Maraton, siapapun yang mencapai garis akhir dialah pemenang. Tak ada cerita, medali habis untuk mereka yang mencapai finish. Urutan, hanya soal nasib baik dan usaha.Â
"Selamat untuk semua peserta, menulis tanpa jeda 14 hari sesuai tema."
Masing-masing peserta mempunyai niat dan tujuan berbeda. Namun, dengan atau tanpa target. Usaha dan semangat menulis, tetap bermakna. Yang paling terasa, adalah saling berbagi semangat. "Ayo, kamu pasti bisa."
Mengikuti kompetisi menulis di Kompasiana awalnya sebuah beban. Bersaing dengan Kompasianers senior, handal dan langganan juara. Terbukti pada kompetisi menulis "Ibu Sekolah Pertamaku" dan Event "Petasan 2020" pencapaian saya hanya sebagai pembelajar dan penggembira.Â
Terlebih, kompetisi menulis kali ini dinilai berdasarkan pada konsistensi menulis dan jumlah page view. "Los dol" sudah, hajar saja.
Namun, hasrat menulis justru lebih meningkat. Terlepas dari kualitas tulisan saya yang pas-pasan. Dorongan semangat diberikan oleh keluarga, teman, sesama Kompasianers dan pembaca. "Ikutan saja sih, menang kalah belakangan."
Target tak muluk-muluk, dapat satu hadiah pemenang harian dari 14 hari. Itupun sudah cukup beli susu anak. Anak teman masa sekolah yang kurang beruntung.Â
Balita pengidap gizi buruk dan harus bolak-balik rumah sakit untuk menjamin kesembuhan. Dede Jidan namanya.Â
Harapan Berbagi
Kami satu angkatan sekolah menengah pertama, rutin membantu kebutuhan susu dan jajan Dede Jidan. Lebih dari itu, biarlah menjadi catatan amal masing-masing.
Beruntung, bukan hanya kami yang peduli. Melalui situs kemanusiaan ternama dan kunjungan gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Bantuan untuk Dede Jidan terus mengalir. Alhamdulillah.
Keikutsertaan saya, dalam kompetisi menulis 14 hari. Tak lepas dari rasa kepedulian tersebut. Dengan dukungan, orang-orang baik yang tak mau dituliskan namanya.Â
Dalam prosesnya, medsos Kompasiana, Komunitas Penulis Berbalas, Inspirasiana, Secangkir Kopi Bersama, Istri cantik dan teman-teman alumni sekolah, membantu saya dengan mengusahakan pembaca.
Maklum, naif rasanya dapat mencapai target dengan modal Instagram pribadi dan bantuan medsos istri cantik.Â
Mengingat, beberapa akun medsos pribadi melayang setiap gelaran Pilpres.Â
Niat berbagi, disambut pembaca dengan baik. Pada setiap view yang dilirik pembaca, ada kebaikan yang tersimpan. Itulah do'a yang hening dan menjadi berkah, menurut saya pribadi.
Tema-Tema Ajaib
Tema harian yang ditentukan selama 14 hari. Luar biasa "Ajaib" untuk saya yang notabene penulis pemula, pembelajar dan sama sekali baru.Â
Tema seputar sosbud dan fiksi, mungkin sudah terbiasa. Namun, untuk tema hiburan, pendidikan dan pengetahuan, jelas masih gagap.
Misal pada tema Kembali Belajar, masukan untuk menulis kisah Korlas, merupakan saran dari istri. Perdebatan terjadi, saat menentukan artikel Drama Korea dan Enternainer 2021. "Riset yang rusuh."
Maklum, ibu-ibu komplek andalan saya meraih pembaca.
Hampir menyerah pada tema Musik 90s, obrolan komunitas memberikan inspirasi. Begitupun pada tema Tanaman Hias, Tren 2021, Banjir dan Pilih Sekolah, inspirasi datang dari arah tak terduga. Lingkungan kerja dan kedai kopi, turut memberikan kontribusi.
Berbekal niat dan dukungan tersebut, 14 artikel berhasil rampung dan tayang. Lega, syukur dan bahagia pada hari terakhir.Â
Tuntas sudah, mencapai garis akhir tanpa jeda. Hingga, pengumuman pemenang ditayangkan. Tidak terpikir akan keluar sebagai runner-up.Â
Mengingat, peserta lain banyak yang lebih kompeten, dapat dengan mudah meraup page view di atas 1000 dalam satu artikel.Â
Berhitung page view sendiri, dan tidak berani membandingkan. Perolehan di atas 500 page view, hanya tiga artikel saja di hari kompetisi.Â
Maka, kejutan dan pencapaian sebagai runner-up, terasa menyenangkan dan harus disyukuri.Â
Terima kasih banyak, Kompasiana.
**
Indra Rahadian /12/02/21.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H