HARI ini langit cerah membiru, menaungi hutan hijau membentang. Mentari pagi, bermain petak umpet di antara gumpalan awan putih. Alam yang damai.
Tiga pasang kaki mungil, melintas di antara dedaunan. Naik ke atas pohon tinggi menjulang. Reum kecil, membawa remah roti dengan bahagia.
"Manusia mahluk yang unik. Jika berkunjung ke hutan, meninggalkan sisa makanan."Â
Reum tak sabar bertemu dengan saudara-saudaranya. Ia ingin bercerita, tentang manusia yang dilihatnya. Manusia yang meninggalkan remah roti dan nasi di dalam hutan.
Ia terlihat kecil, di antara pohon-pohon Akasia yang berdiri kokoh. Rumah bagi koloni semut hitam, keluarga besar Reum.
Hei, dimana Reum? oh ia tengah berjalan di bawah ranting dan dedaunan.Â
"Apa kabar, Reum? kemana saja sejak pagi belum terlihat," tanya Burung Kutilang yang kebetulan hinggap.
"Aku menjelajahi hutan, mencari sisa-sisa makanan yang dapat kubawa pulang," jawab Reum.
Burung Kutilang, kembali bertanya, "kemana saudara-saudaramu yang lain?"
"Akupun belum bertemu," jawab Reum.
"Semoga saja, mereka tidak bertemu dengan trenggiling," lanjutnya.