Burung gagak, memakan semua makanan yang tercecer di tanah. Menghabiskan bekal sarapan Paley dengan lahapnya.
Sebelum tiba di sekolah, Paley melihat pertunjukan badut jalanan. Atraksi melempar bola dan menekuk balon warna-warni. Paley, akhirnya bolos sekolah.Â
Ia menonton pertunjukan badut sepanjang hari. Tertawa riang dan lupa akan tugasnya pergi ke sekolah.
Kelompok pertunjukan badut, melanjutkan perjalanan. Paley mengikuti mereka, dimana pun mereka beraksi. Hingga tak sadar, dirinya telah melewati batas desa.
Hari sudah sore, dan kelompok pertunjukan badut sudah menghilang. Tinggallah Paley yang kebingungan.
"Di mana aku berada?"
Dengan perut yang lapar dan kelelahan, Paley kecil tertidur di pinggir jalan. Tak ada seorang pun yang peduli, Paley tersembunyi di balik rerumputan.
Ibunda mencari Paley ke sekolah, menyusuri setiap rumah di desa. Namun, tidak menemukan Paley di sana. Hati ibunda sedih tak terkira, menangis dan terus mencari.
Burung gagak melihat hal itu, terharu pada ibunda yang mencari anaknya tanpa lelah. Ia pun terbang mengepak sayapnya, pergi ke ujung desa.
Dari atas, burung gagak dapat melihat Paley yang terbaring lemah. Ia pun segera menukik ke bawah. Ke arah Paley yang sedang tertidur.
Paley terkesiap terbangun, burung gagak mematuk-matuk tubuhnya. Ia pun ketakutan, dan berlari tak tentu arah. Berteriak minta tolong, sambil menangis.