"Cinta sejati itu abadi, tanpa batas dan selalu menyukai dirinya. Cinta sejati itu seimbang dan murni, tanpa kekerasan. Cinta sejati, tetap terlihat bersama memutihnya rambut. Namun, selalu muda di hati."Â _Honore de Balzac (1799-1850)
HARI berganti hari. Kompasiana, kian menjadi tempat yang nyaman untuk berbagi. Setiap pagi, saya selalu menunggu sapa hangat Bapak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Effendi. Di kolom komentar artikel.
Saya mengagumi kedua panutan ini secara terpisah. Sebelum mengetahui, bahwa beliau berdua adalah pasangan suami istri. Malu rasanya.Â
Kebiasaan buruk memang, membaca dan menikmati artikel. Namun, luput mengingat siapa penulisnya. Begini ceritanya.
Maniak membaca buku, cerpen, novel dan artikel berita. Adalah keseharian yang makin intens setelah menulis di Kompasiana, 10 Agustus 2020. Sepanjang bulan Agustus, sepertinya saya hanya membaca kisah kehidupan Ibu Roselina yang memukau.Â
Saya sangat menyukai rentetan sejarah, petualangan, biografi dan traveling. Dimana, Ibu Roselina telah menayangkan kisah perjalanan dan kehidupan layaknya serial novel. Membuat pembaca, menantikan sekuel selanjutnya.Â
Penulisan apik, berdasarkan kisah nyata dan kesederhanaan. Membuat pembaca rela berlama-lama, menggulirkan jemarinya di layar sentuh. Rangkaian foto-foto lawas semakin membuat betah. Luar biasa.
Artikel pertama yang dibaca adalah "Menjelajahi Benua Asia (Bagian 9 Seri D)" Artikel yang membawa saya menjadi fans artikel-artikel beliau.Â
Artikel tersebut yang menyadarkan saya. Bahwa ternyata, nama Pulau Lombok bukan berasal dari kata "cabe" melainkan "lurus." Betapa saat itu, saya senyum-senyum sendiri.
Artikel seri menjelajahi benua Asia dan Eropa, pernak pernik acara makan, lain padang lain belalang, aneh tapi nyata, terdapat kesamaan budaya, seri kisah perjalanan hidup. Hingga, seri kisah pelajaran hidup. Khatam saya ikuti.Â
Pada artikel, seri ke 9 kisah perjalanan hidup. Barulah saya sadar, Tuan-tuan dan Nona-nona.
Melihat foto Bapak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina, berlibur di Jepang. Setelah sebelumnya, selesai membaca artikel beliau berjudul "Menemukan Ide Menulis Dalam Hitungan Detik." Ajaib.
Tema artikel Pak Tjip, begitu saya menyapa beliau. Sungguh variatif, informatif dan memberikan inspirasi. Selain judul artikel di atas, "Mau Tahu Mainan Orang Dewasa yang Kekinian?" dan "Spearfhising." Rangkaian artikel setelahnya, membuat saya terus mengikuti artikel-artikel pasangan paling romantis di Kompasiana ini.Â
Mungkin terlalu berlebihan, jika saya mengatakan. Bahwa, artikel-artikel Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Tjiptadinata. Memiliki "magic" tersendiri.
Namun, itulah yang terjadi. Membaca rangkaian artikel dan merasa sudah mengenal penulis dengan baik. Padahal, bertemu saja belum pernah. Semoga di event Kompasiana selanjutnya, dapat dipertemukan.
Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina, mengajarkan saya. Bahwa usia hanya hitungan angka, bukan nilai-nilai semangat dan kasih sayang. Romantisme nyata dalam catatan di Kompasiana.Â
Menambah kekaguman saya sebelumnya, saat menyaksikan wawancara beliau di channel YouTube Kompasiana, "Bertukar Cerita dengan Mereka yang Konsisten Menulis di Kompasiana" bersama Pak Katedrarajawen, dan Pak Rustian Al Ansori.Â
Kutipan beliau, sangat menginspirasi.Â
"Menulis itu adalah terapi jiwa dan terapi fisik. Dengan menulis, mempercepat kesembuhan-kesembuhan kita."Â _Tjiptadinata Effendi.
Secara eksplisit memacu saya, untuk terus menulis di Kompasiana. Dukungan dari rekan-rekan sesama penulis, semakin menguatkan semangat tersebut.Â
Artikel ini dibuat khusus, dalam menyambut momen bahagia Bapak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Tjiptadinata Effendi. Pada Tanggal 02 Januari 2021, merayakan Ulang Tahun Pernikahan ke-56.Â
"Tetap mesra dan menginspirasi Pak Tjip dan Bu Rose."
Hormat saya,
Indra Rahadian
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI