Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Kisah Lale Si Lalat

21 Oktober 2020   22:13 Diperbarui: 22 Oktober 2020   17:33 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Makanan ini takan habis untukmu sendiri kawan, lagipula tak secepat itu kalian semut-semut bisa mengangkut". Seekor lalat yang lebih besar tiba-tiba saja sudah hinggap di sana.

"Ya silahkan makan selagi sempat, karena kami akan membawa makanan ini semua kepada ratu kami". Ucap salah satu semut sambil terus mencacah makanan.

"Dan kami tidak akan menyisakan makanan ini untuk kalian, hahahaha". Ucap semut lainnya sambil tertawa.

Lale kembali hinggap dan mendekat pada lalat besar yang baru saja tiba.

"Siapa namamu hai lalat ?" Tanya lale.

Dengan sungutnya, lalat besar itu sibuk menempelkan makanan sisa pada kaki-kakinya.

"Apa!? Aku tak punya nama hai lalat kecil". Jawab lalat besar.

"Sejak larva aku tinggal sebatang kara". Lanjutnya.

Lale pun mulai ikut menghisap makanan sisa dan melempelkan pada kaki-kakinya.

"Namaku lale, aku dari sudut lorong sana". Sapa lale dengan ramah.

"Kenapa kau kemari, bukankah di sudut lorong sana banyak makanan". Ucap lalat besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun