Nun jauh di atas bukit, hiduplah sebatang pohon besar, di sekelilingnya tak ada pohon lain, hanya ada hamparan padang rumput yang luas, di bawahnya sungai mengalir sejauh mata memandang, hingga menyentuh kaki langit.
Dahannya yang kekar, menyangga ranting-ranting menjuntai, dihiasi dedaunan yang rindang, menjadi sarang seekor burung elang, dengan beberapa butir telurnya yang baru saja menetas.
Bunyi cicit anak-anak burung elang, mengisi hari-hari si pohon besar dengan suka cita dan keceriaan.
"Aku akan segera kembali hai pohon, tolong jaga anak-anakku dari terik matahari dan rintik hujan". Ujar induk burung elang, lalu terbang mencari makan.
Disaat sang induk terbang jauh mencari makan, anak-anak burung elang berada dalam perlindungan si pohon besar, dari terik panas dan basah hujan.
"Jika tak ada kalian, dan rerumputan genit yang gemar bergoyang, mungkin aku akan sangat kesepian". Ujar si pohon besar kepada anak-anak burung elang.
Suatu ketika, saat si pohon besar terancam bahaya oleh seekor babi hutan, yang entah datang darimana.
"Apa yang kau cari hai babi hutan?". Tanya si pohon besar.
"Aku mencari akarmu untuk ku makan". Jawab babi hutan.
"Jangan... nanti aku bisa mati, ambil saja ranting dan daunku, tunggulah sejenak, biar sang angin menjatuhkannya untukmu". Ucap si pohon besar, dengan nada lirih memohon.
"Aku tak bisa menunggu hai pohon besar!". Babi hutan menjawab angkuh.