Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Kisah Pohon Besar di Atas Bukit

27 September 2020   22:39 Diperbarui: 28 September 2020   17:02 1751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa cepat berlalu, manusia itu mendapatkan pasangan, kembali dahan si pohon besar dipotong untuk memperbesar rumah, yang kini terisi dengan tawa dan canda, si pohon besar pun ikut bahagia.
****
Tahun berganti, anak manusia lahir dengan jenaka, kaki-kaki mungil berlarian dibawah pohon besar, bermain dengan riang gembira, semakin lama anak manusia semakin besar, dahan si pohon besar pun kembali dipotong, membuat rumah yang lebih besar, untuk anak manusia yang beranjak dewasa.

Dahan-dahan muda tumbuh lambat, si pohon besar tak lagi rindang, dedaunan tak ada tempat bersandar, ranting-ranting hanya sedikit yang terlihat.

Hingga suatu ketika, prak.. prak..prak, terdengar anak manusia mengayunkan kampak, hingga tak lama kemudian, si pohon besar sudah terbaring di tanah, tumbang tak berdaya, membuat rerumputan liar di sekitarnya menangis dan meratap kehilangan.

"Si pohon besar sudah tiada, celakalah manusia yang tak tahu membalas jasa". Ratap rerumputan.

"Jika bencana datang atas ketiadaanmu hai pohon besar, akulah saksi yang menyimpan kisahmu". Ujar rerumputan mengakhiri ratapannya.

Di atas bukit tak ada lagi si pohon besar, berganti rumah-rumah berhimpitan, berdesakan, tak ada pohon lain yang ditanam, panas terik dan hujan terlindung atap.

Hingga hujan lebat berkepanjangan, tak ada lagi akar si pohon besar sebagai penahan, tibalah longsor melanda.

Kemudian musim panas berkepanjangan, tak ada lagi akar si pohon besar, yang menyimpan air barang setetes didalam tanah, hingga bukit mengering, dan rerumputan terbakar tak menunggu lama.

Bencana silih berganti datang melanda, namun tak pernah ada manusia yang mau bertanya, pada rumput yang bergoyang.

*Alternatif Dongeng anak sebelum tidur
*Closing Terinspirasi dari Lagu (Berita Kepada Kawan - Ebiet G Ade).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun