Mohon tunggu...
Indra Wibisana
Indra Wibisana Mohon Tunggu... Lainnya - Diisi

Saya suka bertanya, kadang sampai debat tapi kadang-kadang aja. Saya suka topik humaniora, selebihnya kadang-kadang aja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benarkah Kekejaman dan Keganasan PKI adalah Mitos?

30 September 2015   06:58 Diperbarui: 30 September 2015   14:19 27449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gambar 3. Daftar Nama Korban PKI pada Monumen Soco"]

[/caption]
  • Masih di Desa Soco, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, dijumpai sebuah lokasi lagi (Sumur 2) yang berisi 22 jenazah. Menurut Agus Sunyoto[4], berikut ini adalah daftar jenazah yang diidentifikasi pada sumur 2: R.Ismiadi, Kepala Resort Polisi Magetan; R.Doerjat, Inspektur Polisi Magetan; Kasianto, anggota Polri; Soebianto, anggota Polri; Kholis, anggota Polri; Soekir, anggota Polri; Bamudji, Pembantu Sekretaris BTT; Oemar Damos, Kepala Jawatan Penerangan Magetan; Rofingi Tjiptomartono,Wedana Magetan; Bani, APP.Upas; Soemingan, APP.Upas; Baidowi, Naib Bendo; Reso Siswojo, Guru; Kusnandar, Guru; Soejoedono, Adm PG Rejosari; Kjai Imam Mursjid Muttaqin, Mursyid Tarikat Syattariyah Pesantren Takeran; Kjai Zoebair; Kjai Malik; Kjai Noeroen; Kjai Moch.Noor.
  • Dusun Batokan, Desa Banjarejo (sekarang Desa Batokan, Kecamatan Banjarejo), sedikitnya tujuh korban jiwa. Di antaranya yang teridentifikasi adalah: Kandar (lurah Mangkujayan), Major Wijono (Komandan KDM Magetan), Kiai Kenang (Pesantren Burikan), Kiai Malik (Pesantren Burikan), Muljono (Pesantren Burikan), Kiai Hamzah (Pesantren Burikan), Kiai Nurun (Pesantren Burikan), Markam [5].
  • Desa Cigrok, Kecamatan Kenongomulyo, Kabuparen Magetan, 22 korban jiwa. Di antaranya yang teridentifikasi adalah: Prijo Utomo (Camat Takeran), Martowidjojo (Kepala Polsek Takeran), Sumingan (Polisi Polsek Takeran), Kusno (Polisi Polsek Takeran), Kasmin (Polisi Polsek Takeran), Imam Faham (Pesantren Takeran), Hadi Addaba, K.H. Imam Sofwan (Pesantren Kebonsari) [5].
  • Desa Kepuh Rejo, setidaknya 2 orang anak K.H. Imam Sofwan yaitu: Kiai Zubair dan Kiai Abu Bawani [5].

Catatan Khusus: Nama Kiai Malik, Kiai Zubair, Kiai Nurun, Sumingan, tersebut dua kali pada empat lokasi terakhir: Sumur Soco 2, Dusun Batokan, Desa Cigrok, dan Desa Kepuh Rejo. Sumber informasi Sumur Soco 2 adalah artikel Agus Sunyoto sendiri [4], sedangkan sumber informasi Dusun Batokan, Desa Cigrok dan Desa Kepuh Rejo adalah buku yang ditulis oleh Agus Sunyoto bersama Zainuddin dan Maksum [5]. Dalam artikel ini, duplikasi ini saya anggap sebagai dua orang dengan nama yang kebetulan sama.

  • Desa Nglopang, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, korban jiwa berjumlah 12 orang dijumpai pada dua lubang terpisah. Pada lubang 1, dijumpai jenazah enam orang, yaitu R. Margono (Camat Parang), Irawan (Staf Kecamatan Parang), Gendut (Guru Sekolah Rakyat III Parang asal Plaosan), Diyun (Kepala Desa Bungkuk), Kasan Kasiroen (Tokoh PNI Desa Bungkuk), dan Soero (Petani asal Bungkuk). Pada lubang 2, dijumpai Koesno (Kepala Desa Sayutan), Sobiran (Kepala Desa Mategal), Soekidjo (Anggota Dewan Desa Mategal), Mangoen Arso (Kepala Desa Prangak), Saiman (Modin Jokerto), dan Soetokarjo (Petani asal Parang) [5].
  • Dusun Dadapan, Desa Bangsri terdapat 10 korban jiwa, diantaranya: Asrori (guru SD dan guru madrasah Kauman), Sukro (dari Balegondo) dan Kasdan (tentara) [5].

3. Kawedanan Ngawen, Blora, 20 September 1948, 24 polisi ditawan dan tujuh orang polisi dibunuh [6].

4. Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, 30 September 1948. Berdasarkan data pada Monumen Kresek (Gambar 4), pada lokasi ini terdapat 17 korban jiwa [7].

[caption caption="Gambar 4. Daftar Nama Korban PKI pada Monumen Kresek"]

[/caption]

 5. Desa Hargorejo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, 4 Oktober 1948. Berdasarkan data pada Monumen Tirtomoyo (Gambar 5), pada lokasi ini terdapat 58 korban jiwa [8].

[caption caption="Gambar 5. Daftar Nama Korban PKI pada Monumen Tirtomoyo"]

[/caption]

Selain peristiwa yang mengakibatkan korban jiwa, terjadi juga beberapa peristiwa lain yang berkaitan dengan peristiwa Madiun 1948, pada peristiwa berikut ini tidak terdapat korban jiwa atau jumlah korban jiwa tidak dapat diverifikasi [5]:

  1. Pembakaran rumah Lurah Genengan.
  2. Pembakaran Desa Geni Langit.
  3. Penangkapan Martodikromo, Kepala Desa Banjarejo serta Maeran, anaknya.
  4. Pembakaran kampung Kauman, 24 September 1948, 72 rumah terbakar, 149 laki-laki ditawan dan dibawa ke Maospati.

Konteks peristiwa Madiun adalah pemberontakan terhadap pemerintah NKRI yang sah untuk mendirikan negara Soviet Indonesia. Pada akhir bulan November 1948 seluruh pimpinan dan pasukan pendukung Muso tewas atau dapat ditangkap. Sebelas pimpinan kelompok kiri, termasuk Amir Syarifuddin Harahap, mantan Perdana Menteri RI, dieksekusi pada 20 Desember 1948 di makam Ngalihan, atas perintah Kol. Gatot Subroto.

Peristiwa Lain di Luar Peristiwa Pemberontakan PKI Madiun 1948

Berikut ini adalah peristiwa-peristiwa yang melibatkan PKI di luar peristiwa pemberontakan PKI Madiun 1948 menurut Museum Pengkhianatan PKI [9]:

  1. Peristiwa Tiga Daerah (Brebes, Tegal, Pekalongan), 4 November 1945, penculikan dan pembunuhan pejabat, jumlah korban jiwa tidak terverifikasi.
  2. Aksi Teror Ce' Mamat, 9 Desember 1945, penculikan dan pembunuhan R. Hardiwinangun (Bupati Lebak) di Jembatan Sungai Cimancak.
  3. Aksi Kekerasan Pasukan Ubel-Ubel di Sepatan Tangerang, 12 Desember 1945, PKI dituduh membunuh Oto Iskandar Dinata di daerah Mauk.
  4. Pemberontakan PKI di Cirebon, 12 Februari 1946, melucuti TRI, menduduki gedung-gedung penting dan Pelabuhan Cirebon.
  5. Peristiwa Revolusi Sosial di Langkat, 9 Maret 1946, Sultan Langkat Darul Aman dan keluarganya dibunuh dan merampas harta kerajaan. Jumlah korban jiwa belum terverifikasi.
  6. Pemogokan Buruh Sarbupri di Delanggu, 23 Juni 1948.
  7. Pengacauan Surakarta, 19 Agustus 1948, pembakaran ruang pameran Jawatan Pertambangan.
  8. Serangan Gerombolan PKI di Markas Polisi Tanjung Priok, 6 Agustus 1951, penyerbuan Asrama Brimob Polisi di Tanjung Priok, merebut 1 pucuk bren, 7 karaben, dan 2 buah pistol.
  9. Peristiwa Tanjung Morawa, 16 Maret 1953, aksi demonstrasi menentang sawah percontohan.

Berdasarkan film resmi pemerintah "Pengkhianatan G30S/PKI" (sekitar menit 3-5)[10], berikut ini adalah daftar peristiwa pasca 1948 yang melibatkan PKI:

  1. Peristiwa Kanigoro, 13 Januari 1965, penganiayaan: pemukulan seorang kyai dan beberapa orang guru, menginjak-injak Al Quran [9][10].
  2. Peristiwa Kediri (Jengkol), 15 Januari 1965, penganiayaan terkait sengketa tanah: pengeroyokan petani Soetarno dan Kepala Desa.
  3. Peristiwa Bandar Betsy, 14 Mei 1965, penganiayaan terkait sengketa tanah: Peltu Soedjono tewas dikeroyok [9][10][11].
  4. Peristiwa Indramayu, 15 Oktober 1964, penganiayaan tujuh orang polisi hutan [10][12].
  5. Peristiwa Boyolali, November 1964, bentrok antara PKI dan PNI [10][13].
  6. Peristiwa Klaten: 25 Maret 1964, sengketa sawah [10][14].

Korban Jiwa Akibat Peristiwa yang Melibatkan PKI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun