Mohon tunggu...
Indra lombeng
Indra lombeng Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lajang

Bebas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pertanian Secara Aeroponik merupakan Solusi bagi Petani yang Tidak Mempunyai Lahan

11 Juni 2022   12:58 Diperbarui: 11 Juni 2022   13:12 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disini saya akan berikan salah satu contoh gambar budidaya cabai dengan system aeroponik

Seperti yang kita ketahui, jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, yang mengakibatkan persediaan lahan untuk pertanian menjadi semakin sempit, karena jumlah penduduk yang terlalu padat. Sehingga menyebab kan para petani harus berpikir lebih kreatif dan inovatif terutama bagi petani yang tidak mempunyai lahan.

Pertanian dengan system aeroponic merupakan salah satu solusinya,kenapa? Karena pertanian dengan system aeroponic ini tidak memerlukan lahan yang luas dan system nya juga tidak di tanam dilahan tanah langsung, melainkan bercocok tanam di udara tanpa menggunakan tanah melainkan menggunkan media styrofoam, yang mana nutrisi disemprotkan pada akar tanaman.

Jadi akar tanaman yang dibudidayakan dengan system ini akan di biarkan menggantung di udara yang sama sekali tidak menggunakan tanah, namun harus ditempatkan di area yang sudah dijaga tingkat kelembabannya supaya tanaman dapat tumbuh secara maksimal.

Bagi yang tidak memiliki lahan terutama di perkotaan jangan terlalu berkecil hati, Kita bisa membuat pertanian dengan system ini dengan cara memanfaatkan lahan kosong disekitaran rumah yang dapat dengan mudah kita bisa control setiap hari sehingga hasilnya nanti pun akan memuaskan.

Adapun untuk jenis tanaman atau sayuran yang dapat di budidayakan dengan system aeroponic diantaranya, seperti kangkung, bayam, pakcoy, sawi, cabai, selada, kentang, tomat, dan bahkan padi.

Berikut ini adalah alat dan bahan yang perlu disipkan untuk membuat pertanian dengan system aeroponic

  1. Jaringan irigasi sprinkler
  2. Pompa air
  3. Nozzle sprinkler
  4. Pipa paralon
  5. Pipa etilen
  6. Rockwool
  7. Styrofoam
  8. Larutan nutrisi dan
  9. Bibit tanamn yang akan di budidayakan

Dalam budidaya dengan system aeroponic hal yang sangat penting ialah peran udara itu sendiri karena akar tanaman yang kita budidayakan menggantung diudara, jika udara tidak sesuai dengan yang dikehendaki oleh tanaman akan mengakibatkan pertumbuhannya tidak bagus dan bahkan bisa saja tanaman tersebut mati. Selanjutnya hal yang harus di perhatikan ialah air nutrisi yang kita semprotkan pada akar tanaman harus dalam bentuk kabut, dengan menggunkan jariungan irigasi sprinkler. Disini terdapat mengapa menggunakan irigasi sprinkler yaitu ketepatan waktu saat penyiraman akan lebih terjamin dan jumlah air yang dikeluarkan akan seragam sehingga kebutuhan tanman terpenuhi.

Namun yang perlu kita ketahui juga budidaya dengan system ini tentunya mempunyai kekurangan dan kelebihan sebagai berikut;

Kekuranagnnya; membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk membeli alat dan bahan yang dibutuhkan, serta sangat bergantung pada aliran listrik. Makanya system ini dianjurkan untuk masyarakat di perkotaan.

Kelebihan; tentunya sangat ramah lingkungan, tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak karena sangat mudah udntuk dipantau, tidak memerlukan lahan yang luas, dan menghasilkan sayuran yang berkualitas tinggi sehingga memiliki peluang sebagai penyedia pangan bagi yang membutuhkan.

pertanian secara aeroponik tidak kalah jauh  dengan pertanian secara hidroponik dan pertanian lainnya, oleh karena itu pertanian ini sangat dianjurkan terutama diperkotaan yang semakin sempitnya lahan pertanian . dengan sistem ini petani tidak hanya mengenal pertanian yang itu-itu saja, dan saya yakin dapat menambah penghasilan masyarakat  sehingga masyarakat akan lebih sejahtera.

Demikian artitikel mengenai sitem pertanian aeroponic yang saya ketahui. Mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pembaca, jika dalam artikel saya ini masih banyak terdapat kekurangan, karena saya  hanyalah manusia biasa. Besar harapan saya kiranya artikel ini dapat menambah sedikit wawasan semua pembaca yang telah membaca artikel ini, khussnya bagi para petani yang ingin Bertani secara aeroponic. salam kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun