Mohon tunggu...
Indra lombeng
Indra lombeng Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lajang

Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahuma Batongah (Berladang) dengan Kearifan Lokal Suku Dayak Tomun

10 Juni 2022   12:45 Diperbarui: 10 Juni 2022   13:14 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah itu di biarkan 2-3 hari agar tanah di areal lahan dingin, kemudian langkah yang terahir yaitu menanam padi, langkah ini dilakukan secara bergotong royong juga dengan masyarakat suku Dayak Tomun, menanam padi dengan system tugal menggunkan alat berupa kayu yang ujung bagian bawah di buat meruncing agar mempermudah membuat lubang tugal untuk benih padi yang akan di masukan.

Sebelum melakukan penanaman padi, orang yang mempunyai ladang tersebut biasanya memotong/menyembelih hewan ternak mereka seperti ayam atau babi untuk makan bersama dan sedikit akan di persembahkan kepada leluhur agar ladangnya di jaga dari gangguan binatang-binatang dan lain sebagainya. sebelum menanam padi juga akan dilakukan ritual adat suku Dayak Tomun yang di selenggarakan di tengah-tengah ladang tersebut dengan baigal (menari) yang diiringi music tradisional suku Dayak yaitu (Kalinang, gerantuk/gong dan tipa). Jika ritual sudah dilakukan maka baru bisa menanam padi dengan menggunkan tugal, disini bapak-bapak mendapat bagian menugal kemudian yang ibu-ibu mendapat bagian memasukan benih padi tersebut ke dalam lubang tugal. Benih yang di gunakan bermacam-macam varietas local seperti padi tampui atau padi borant.

Ketika kegiatan menanam tersebut sudah selesai orang yang mempunyai ladang hanya tinggal menunggu padi tersebut tumbuh,seiring padinya tumbuh otomatis rerumputan atau gulma akan ikut tumbuh, maka yang akan dilakukan peladang yaitu mencabut gulma tersebut agar padinya tidak mati karena terjadi kompetisi. Sekitar  4-5 bulan setelah nugal/menanam, maka padi sudah bisa di panen yang dimana kegiatan panen tersebut tidak lepas dari bantuan keluarga dan masyarakat.

Setelah panen masyarakat Dayak Tomun kemudian menyimpan padi di sebuah bangunan kecil seperti rumah yang disebut “Jurungk/kerangkik”. Jurungk/kerangkik bukan saja sebuah tempat penyimpanan padi tetapi juga sebuah gaya hidup. Padi yang di simpan di jurungk menjadi modal untuk setidaknya satu tahun ke berikutnya. Menurut cerita jaman dulu banyak juga orang-orang Dayak Tomun yang memiliki 5 sampai 6 jurungk per orang dan itu menjadi semacam ukuran status sosial bahwa mereka adalah orang yang dipandang dengan status sosial yang lebih tinggi.

HIDUP PELADANG,PELADANG MANTAP,PELADANG HEBAT/dokpri
HIDUP PELADANG,PELADANG MANTAP,PELADANG HEBAT/dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun