The Guardian dalam laporannya menyebut memiliki catatan hidup yang tercemar, mulai dari skandal seks, tuduhan korupsi hingga kasus penipuan pajak.
"Banyak orang yang mencintainya, banyak yang membencinya. Hari ini setiap orang harus menyadari bahwa pengaruhnya terhadap kehidupan politik, tetapi juga ekonomi, olahraga, dan televisi belum pernah dilakukan oleh siapapun," ucap Matteo Renzi, eks PM Italia soal sosok Berlusconi.
Saat menjadi Perdana Menteri Italia di dua periode, 2001 dan 2006, ia diguncang cukup banyak skandal. Pada 2008 saat kembali menjadi PM Italia, ia dipaksa mundur pada 2011 karena krisis utang akut pemerintah Italia.
Kala itu, publik Italia juga dibuat geger karena Berlusconi tersandung kasus dugaan skandal seks dengan gadis di bawah umur, tuduhan yang selalu ia bantah.
Terkait dugaan skandal seks itu, pengadilan Italia membebaskan Berlusconi dari semua tuduhan. Namun pada 2012, ia dihukum satu tahun pelayanan masyarakat di kasus penipuan pajak.
Soal kontroversi Berlusconi ini, halaman Wikipedia Inggris bahkan membuat kolom khusus sendiri. Rakuman dari pemberitaan media soal skandal Berlusconi diulas oleh Wikipedia.
Ada kontroversi mengenai kebijakan ekonominya saat jadi PM Italia. Lalu ada juga bentrok kepentingan saat ia jadi PM Italia dan statusnya sebagai taipan media.
"Pemerintah Berlusconi bahkan telah mengesahkan undang-undang yang mempersingkat hukuman soal penggelapan pajak,"
The Economist, salah satu media di luar Italia menjadi pihak yang kerap menuliskan laporan investigasi soal bobrok dan jahatnya Berlusconi sebagai taipan media.
Menurut temuan The Economist, Berlusconi saat jadi PM Italia mempertahankan kendali efektif sebanyak 90 persen untuk mengontrol penyiaran televisi nasional lewat perusahaan miliknya.
The Ecomist juga menyebut Silvio Berlusconi sebagai PM Italia paling korup dan mementingkan diri sendiri. David Lane, jurnalis The Economist mengulas tuntas soal sepak terjang Berlusconi di bukunya yang berjudul 'Berlusconi's Shadow'