Tidak seperti akademi Ajax atau La Masia milik Barcelona yang sudah tahunan berdiri, akademi KRC Genk justru mulai berkembang di era 2000-an.
Manajemen klub kala itu berinvestasi besar-besaran untuk infrastruktur yang dibutuhkan untuk akademi pemain muda.
Keputusan manajemen klub ini bertambah kuat dengan kepercayaan pada bakat muda yang membuat fondasi klub ini goreskan cerita sukses sebagai penyumbang bakat terbaik sepak bola di abad ke-21.
Dari akademi KRC Genk lahirkan pemain berbakat seperti Kevin de Bruyne, Thibaut Courtois, Yannick Carrasco, Christian Benteke, Divock Origi hingga Leandro Trossard.
Sayang sebagai klub kecil yang butuh dana besar untuk bisa bertahan, talenta-talenta terbaik mereka ini terpaksa dilego ke klub besar Eropa.
Ya, seperti ikan kecil di kolam besar, KRC Genk merelakan prestasi yang mungkin mereka raih dengan gepokan uang demi mempertahankan akademi klub.
Sutradara di balik layar
Ialah Roland Breugelmans, sutradara di balik layar melesatnya akademi KRC Genk. Breugelmans ibarat Oriol Tort di La Masia Barcelona.
Pria berambut keriting ini telah 35 tahun bekerja di KRC Genk. Ia berstatus sebagai direktur akademi klub. Ia memiliki mata jeli dan insting kuat melihat bakat muda.
Sebagai penemu berlian sepak bola Belgia, Breugelmans tak pernah mau jemawa. Ia tak memiliki resep khusus soal pencarian bibit muda sepak bola.
"Bagi saya yang paling penting, Anda memerlukan filosofi di klub Anda dan mendapat keyakinan penuh dari dewan klub untuk kembangkan pemain muda," ujarnya seperti dilansir dari Football Paradise.