Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cerita Hoax di Bursa Transfer yang Bikin Geger Inggris

4 September 2020   01:18 Diperbarui: 4 September 2020   01:25 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu kondisi yang cukup menarik untuk dibahas dari ranah sepakbola, utamanya saat memasuki bursa transfer pemain klub-klub Eropa. Kondisi itu ialah soal propaganda yang disebar oleh sejumlah penulis dan media di kisaran pembelian pemain satu klub, kondisi yang ingin diciptakan untuk bisa mendapatkan daya tarik pembaca.

Pernahkah kita mendengar nama Padraic O Conaire? Nama itu memang cukup asing namun tidak bagi publik Inggris. Dikutip dari theguardian.com, Padraic bukan sosok sembarangan, ia adalah penulis kenamaan di Inggris pada era 1882, bahkan di daerah Galway, Irlandia terdapat sebuah patung dirinya.

Padraic ialah penulis produktif di Inggris, banyak karyanya yang begitu disukai masyarakat Inggris, salah satu karyanya yang cukup fenomenal berjudul "My Little Black Donkey". Padraic ialah penulis fiksi pertama dalam bahasa asli Irlandia. Ia begitu dihormati oleh banyak penulis di Inggris.

Salah satu penulis Inggris yang begitu kagum dengan karya Padraic ialah Declan Varley. Declan bahkan mendapat insipirasi dari karya Padraic yang berjudul "My Little Black Donkey" untuk tulisannya di sepakbola. Apa yang dilakukan oleh Declan? 

Sebagai editor di salah satu media di Irlandia, selama bursa transfer Liga Inggris beberapa musim lalu, ia sibuk memilah artikel yang dapat menarik minat pembaca.

Declan menghapus sumber asli dan mengedepankan sumber anonim yang masih perlu diuji kebenarannya. Mengaku sebagai fan berat Arsenal, media yang digawangi oleh Declan banyak menurunkan headline soal pemberitaan heboh soal rencana pembelian pemain anyar Arsenal. Sebagai seorang jurnalis, Declan paham betul bahwa salah informasi merupakan satu kesalahan fatal dalam karya jurnalistik.

Namun demi rencana 'eksperimen sosialnya', Declan memanfaatkan kesalahan informasi untuk membuat kisah bombastis soal pembelian pemain di Arsenal.

"Dia sepertinya ingin melihat sejauh mana berita hoax bisa berkembang di masyarakat, utamanya para supoter Arsenal," tulis salah satu jurnalis lainnya seperti dikutip dari realclearsports.com.

Pada 2008, Declan bahkan sampai terbang ke Moldova hanya untuk 'bertemu' bocah bernama Masal Bugduv yang katanya memiliki skill sepakbola hebat, padahal faktanya bocah itu tak memiliki skill bermain sepakbola.

"Tahu ada keledai yang tidak memiliki kegunaan namun tetap saja ada penawar yang berani membayar lebih tinggi. Ada korelasi soal itu di bursa transfer sepakbola," kata Declan.

Sepakbola merupakan tanah paling subur untuk tumbuh kembangnya berita palsu atau sekarang yang kita sebut berita hoax. Di konteks sepakbola utamanya saat memasuki bursa transfer, hiruk pikuk bursa transfer membuat publik sulit membedakan mana yang fakta atau mana yang fiksi. Kebenaran di pemberitaan bursa transfer menjadi sulit dipahami.

Soal fakta atau fiksi dapat kita lihat dari kasus pembelian Romelu Lukaku ke Manchester United beberapa waktu lalu. Publik sempat heboh karena pada 09 Juli 2017 lalu, Lukaku menjalani tes medis di Manchester United. Bersandar pada laporan anonim, sejumlah media di Inggris mengangkat itu sebagai headline.

Benang kusut kemudian tercipta, fakta atau fiksi bercampur di pemberitaan Lukaku saat itu. Di kubu Everton seperti dikutip dari brealclearsports.com, mereka membantah sudah mencapai kata sepakat dengan Manchester United untuk Lukaku. 

Di sisi lain pihak Chelsea yang sebelumnya sangat santer bakal rekrut Lukaku juga menyampaikan statment bahwa mereka masih sangat berpeluang besar dapatkan pemain Belgia itu, kubu Chelsea bahkan kabarnya menaikkan nilai transfer mereka.

Dalam hitungan jam, kepindahan Lukaku ke Manchester United dianggap fiksi oleh sebagian publik, namun hal itu berubah jadi fakta setelah website dan Twitter resmi Manchester United resmi mengumumkan soal pembelian Lukaku.

Kembali ke kisah Declan di 2008, ia perlahan membangun tipuannya di artikel pembelian Masal Bugduv ke Arsenal. "Dia (Masal Bugduv) sangat kuat seperti Wayne Rooney, dia bisa langsung masuk ke tim utama," tulis Declan.

Dengan kemampuan jurnalistiknya, Declan menceritakan kisah Bugduv dengan gaya Associated Press, melucuti sumber, dibumbui retorika sederhana dan ditambah fakta lain kehidupan seseorang. 

Namun ternyata Masal Bugduv ialah tokoh fiktif yang dibuat oleh Declan. Artikel hoax Declan tersebar ke dunia maya dan Arsenal jadi klub yang 'dirugikan' karena dikaitkan dengan kabar soal pembelian tokoh fiktif ini.

Bahkan media besar sekaliber The Times pun terkecoh soal Bugduv. Pada Januari 2009, mereka menurunkan ulasan soal Bugduv. Mereka menuliskan bahwa Budguv merupakan striker 16 tahun berbakat dari Moldova yang sangat mungkin bergabung ke Arsenal. "Dia (Bugduv) juga tengah didekati oleh klub besar Eropa lainnya," tulis The Times.

Pemberitaan soal Bugduv tentu rata-rata bersumber pada catatan dari Declan. 'Eksperimen sosial' yang dilakukan Declan terbukti berhasil. Declan berkelit bahwa apa yang ia lakukan soal sosok Bugduv tidak bermaksud jahat.

"Ini semua tidak bermaksud jahat, saya hanya ingin menekankan bahwa sepakbola merupakan lingkungan yang sempurna untuk menyebarkan dan menumbuhkan berita palsu/hoax," kata Declan.

Dalam sepakbola sama dengan politik, yang terpenting dalam satu artikel yang terpublish ialah apakah pembaca ingin tahun cerita ini benar atau tidak, namun orang akan percaya dengan apa dan soapa serta hal yang ingin mereka percaya, terlepas itu fakta atau fiksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun