Barcelona pun berupaya banding atas keputusan tersebut, namun seperti dikutip dari Marca, banding dari Barcelona juga ditolak oleh CAS. Bahkan rekrutan Barcelona saat itu, Arda Turan baru boleh dimainkan pada Januari 2016 lalu.
Tidak hanya Barcelona, lembaga sekelas FIFA pun pernah merasakan ketegasan dari CAS. Dikutip dari CNN, CAS pada 2016 lalu mengancam akan menskors pemilihan presiden anyar FIFA jika tidak menjalankan perintah CAS soal metode pengambilan suara untuk presiden anyar FIFA.
CAS kala itu meminta FIFA untuk mempertimbangkan pemilihan suara melalui bilik suara agar pemilihan lebih transparan dan mencegah terjadinya kecurangan. CAS bahkan pernah menjatuhkan hukuman kepada presiden UEFA, Michael Platini.
Bintang Timnas Prancis sempat dijatuhi hukuman 6 tahun tak boleh berkecimpung di sepakbola, sebelum akhirnya CAS mengurangi hukuman itu menjadi 4 tahun pada Mei 2016.
"CAS memutuskan bahwa untuk mempertahankan sanksi skorsing tersisa tidak akan merugikan Michel Platini saat ini. CAS juga menekankan, jika sanksi dicabut saat ini, tidak akan menjamin posisi Platini dalam pemilihan presiden FIFA," demikian pernyataan resmi CAS saat itu seperti dikutip dari CNN.
Sepak terjang CAS sebenarnya tidak hanya melulu di ranah sepakbola. Mereka juga pernah menangani kasus-kasus besar di cabang olahraga (cabor) lain seperti kasus doping yang dialami oleh petenis cantik Maria Sharapova dan kasus Valentino Rossi di MotoGP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H