Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cinta Itu Pengorbanan Gianluigi Buffon Cs Kala Awan Hitam Datang ke Turin

30 November 2018   10:33 Diperbarui: 30 November 2018   10:54 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gianluigi Buffon dan dua bek Juventus | sportingnews.com

Musim penghujan seperti saat ini alangkah mengasyikan jika kita sedikit membahas hal-hal yang berbau melankolis dan berhubungan dengan percintaan. Hemm percintaan, bicara soal cinta tentu banyak prespektif soal pengertian apa arti cinta itu sendiri?

Sejumlah orang mengartikan cinta dengan rangkai kata yang begitu indah. Kahlil Gibran misalnya mendefinisikan cinta dengan banyak pengertian. Gibran pernah menyebut cinta adalah cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia karena cinta itu membangkitkan semangat hukum-hukum kemanusiaan dan gejala-gejala alami pun tak bisa mengubah perjalanannya, ibarat seekor burung yang cantik meminta untuk ditangkap tapi menolak untuk disakiti.

Lain dengan Plato, cinta menurut Plato adalah pilihan berat yang dilakukan individu untuk mendapatkan sesuatu terbaik sayangnya karena nafsu malah membuat individu tersebut tidak mendapatkan apapun. Dua filsuf ini memang mengdefinisikan cinta dengan pengertian yang cukup berat.

Secara sederhana pengertian cinta digubah menjadi lagu oleh seorang penyanyi folk, Iksan Skuter. Di singelnya berjudul 'Cinta itu Adalah' Iksan menyerdehanakan pengertian cinta.

"cinta itu hijau hutan kepada binatang. Ikhlas dan rela berkorban teduh melindungi," tulis Iksan dalam lirik lagunya tersebut.

Penggalan lirik ini membuat saya menerawang jauh saat awan hitam datang ke Turin, Italia pada 2006 silam. Awan hitam yang membuat klub sebesar Juventus direndahkan. Terdegradasi ke kasta kedua dan mendapat cap klub skandal. Skandal Calciopoli yang terkuak pada musim panas 2006 itu membuat Juventus dihinakan.

Direktur olahraga mereka, Luciano Moggi dihakimi, nama klub jadi bahan bully dari banyak pihak, pun dengan pemain-pemain Juventus lainnya. Tentu tak terbayangkan dengan rasa batin yang dialami pemain-pemain besar Juventus saat itu. Mendapat hukuman yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

Penghakiman dari banyak pihak diluar hukuman dari pengadilan begitu berat dialami skuat Juventus saat itu. Belum lagi dengan fakta yang harus mereka terima bermain di Serie B. Mereka yang bersama Inter tak pernah terdegradasi saat itu harus menelan kenyataan pahit itu.

Di tengah awan hitam itulah arti cinta seperti yang diungkap Iksan di lagunya tersebut muncul. Sosok-sosok pemain seperti Gianluigi Buffon, Pavel Nedved, Giorgio Chiellini, Claudio Marchisio, Mauro Camoranesi, David Trezeguet, hingga el Capitano, Alessandro Del Piero memilih bertahan di klub tersebut.

"Seorang pria sejati tidak akan pernah meninggalkan wanitanya," kata Del Piero saat itu.

Pernyataan lebih melankolis diutarakan Buffon saat ditanya soal keputusannya bertahan di Juventus di masa kelam itu. "Saya bertahan karena saya memiliki nilai tertentu dalam hidup. Seperti perasaan untuk memiliki dan rasa terima kasih kepada klub, skuat dan fans yang selalu memperlakukan saya dengan baik." kata Buffon seperti dikutip L'Equipe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun