Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jatuh Bangun Membentuk Klub Profesional di Jepang

20 November 2018   16:08 Diperbarui: 20 November 2018   20:45 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suporter sepakbola di Jepang | gaijinpot

Pihak federasi pun tak menutup mata soal perfomance klub di Jepang yang masih jauh dari standar konsistensi dan prestasi dari kacamata para investor, akibatnya banyak klub yang ditinggalkan sponsornya. "Ini tidak baik untuk sepakbola Jepang di masa mendatang," kata Kuki.

Laporan dari jurnalis Chris Walmsley memaparkan angel berbeda dari orang Jepang membangun sepakbola mereka. Bagi oran Jepang, membangun sepakbola tidak bisa sembarangan dan hanya fokus pada sisi komersil belaka.  Masaku Yoshida yang ditemui oleh Walmsley mengatakan bahwa cita-citanya menjadi manajer di Suzuka Unlimited ialah untuk membangun klub lokal yang matang dari semua lini.

Meski masih bermain di tingkat regional, klub ini memiliki dua pemain non Jepang yang berasal dari Brasil yakni Efrain Rintaro yang berposisi sebagai striker dan Pablo Yan Fereira di sektor tengah. "Saya tumbuh dan besar di wilayah ini, senang rasanya bisa membangun klub sepakbola dengan kondisi yang tepat seperti saat ini," kata Yoshida seperti dikutip dari inbedwithmaradona.com

Yoshida mengungkap bahwa dirinya harus jatuh bangun untuk membangun klub Suzuka Unlimited.  Ia mengaku sempat bersitegang dengan pemilik lama yang memiliki hak merk dagang atas klub tersebut yakni Rampole. Sebelumnya klub ini memang bernama Suzuka Rampole. "Kami tidak bisa menyelesaikan konflik jadi kami memiliki untuk mengganti nama belakang," kata Yoshida.

Bahkan untuk bisa menarik minat masyarakat setempat agar bisa memberikan dukungan, pihak klub sampai harus menjemput bola dengan berkeliling ke sekolah lokal untuk melakukan coaching clinic lalu road show ke banyak tempat perbelanjaan. "Kami hanya ingin orang-orang di sini tahu bahwa kami adalah klub yang mewakili kota ini. Kami ingin anak-anak, remaja, orang tua serta kakek nenek mengetahui klub ini," kata Yoshida.

Menarik bukan, di Jepang sebuah klub harus jatuh bangun untuk bisa menjadi klub profesional, hal yang sangat bertolak belakang dengan kondisi klub dan liga di Indonesia. Tengok saja rekam jejak klub juara Liga 1 musim lalu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun