Musik dan sepak bola memiliki hubungan 'panas' selama bertahun-tahun. Keduanya tampak begitu saling melengkapi meski kadang persetubuhan mereka tak selamanya harmonis. Suara chant dari tribun memang kadang menjadi nada indah yang membuat laga sepak bola semakin mengigit.
Namun tak selamanya juga suara-suara dari tribun penonton bisa membuat nyaman, malah bisa membuat kebisingan nan kegaduhan. Tengok saja suara-suara vuvuzela yang terdengar nyaring selama perhelatan Piala Dunia 2010. Meski itu ialah kebudayaan lokal, tak selamanya suara vuvuzela membuat pertandingan nyaman untuk disaksikan.
Sejumlah musisi yang memiliki kedekatan akut dengan sepak bola pun banyak menghasilkan karya terinspirasi dari lapangan hijau. Di Italia sana, musik dan sepak bola seperti menjadi satu kesatuan yang sulit diceraikan. Banyak musisi handal dari negeri Pizza ini yang begitu larut dalam hasrat sepak bola dan menghasilkan lantunan nada mengasyikan.
Salah satu lagu dari musisi Italia yang begitu kental nuansa sepak bola berjudul L'allenatore' karya Gianni Morandi. Lagu yang diciptakan pada 2004 ini sangat pas menggambarkan ekspresi seorang Jose Mourinho usai mengantarkan Manchester United meraih kemenangan 2-1 atas Juventus Rabu, 08 November 2018 di Juventus Stadium, Turin, Italia.
Sebelum membahas pertautan antara lagu karya Morandi dengan aksi Mourinho di Juventus Stadium, ada baiknya membahas sedikit soal latar belakang aksi tersebut.
Jose Mourinho jadi sorotan publik setelah ekspresi kegembiraannya usai peluit panjang pertandingan ditiupkan wasit. Sembari berjalan ke tengah lapangan, The Spesial One memegang kupingnya seolah ingin mendengar suara-suara di para suporter Juventus atas hasil pertandingan.
Sontak saja aksi eks pelatih Real Madrid dan Inter Milan itu menuai protes dari sejumlah pemain Juventus. Paulo Dybala, jadi salah satu pemain Juventus yang sangat tidak terima dengan reaksi Jose Mourinho tersebut. Ini jadi aksi kedua Mourinho kepada suporter Juventus.
Sebelumnya di pertemuan pertama yang berlangsung di Stadion Old Trafford, Jose Mourinho sempat mengacungkan tiga jari ke arah suporter Juventus. Simbol tiga jari itu menurut Jose Mourinho sebagai peingat kepada fans Juventus bahwa saat berkarier di Serie A, ia mampu memberikan tiga gelar ke Inter Milan, salah satu musuh bebuyutan Juventus.
Jose Mourinho tentu memiliki alasan kuat mengapa ia acapkali melakukan tindakan provokatif semacam itu. Usia laga seperti dikutip dari skysports.com, Mourinho mengatakan bahwa aksinya tersebut tidak bermaksud untuk menghina.Â
"Itu sebenarnya bukan penghinaan. Saya cuma ingin mendengar apakah mereka (fans) membuat komentar lagi atau tidak," ujar Mourinho.
Ya sebagai seorang pelatih dalam beberapa minggu terakhir, Jose Mourinho memang jadi sasaran tembak dari banyak pihak soal hasil tak konsisten Manchester United di sejumlah laga. Kritik pedas selalu menghantui Jose Mourinho saat timnya mengalami kekalahan, imbang, atau hanya meraih kemenangan tipis.