Keengganan Eriksson untuk merevolusi taktik dan gaya bermainnya disinyalir membuat Shenzhen mendepaknya dari kursi pelatih. Dengan hanya mengandalkan taktik kaku yang sudah usang, Bima Sakti cukup berpeluang untuk mengatasinya. Ditunjang secara skill, kualitas pemain Filipina tak terlalu jauh dibanding pemain Timnas Indonesia.
2. Milovan Rajevac
Bahkan kabarnya federasi Thailand, meminta Rajevac memberikan rencana strategi dan program jangka panjangnya untuk Timnas Thailand sebelum resmi ditunjuk sebagai pelatih. Rajevac sendiri memiliki lisensi kepelatihan FIFA, ia juga lulusan dari Universitas Belgrade yang artinya ia memiliki kemampuan akademis dalam urusan taktik.
Selain itu, sebelum jadi pelatih Rajevac juga mantan bek untuk sejumlah klub di Liga Serbia seperti Red Star Belgrade, serta sempat bermain di Liga Amerika Serikat bersama New York Arrows. Hampir sama dengan Eriksson, Rajevac juga pelatih di Piala AFF yang sempat membawa anak asuhnya ke ajang Piala Dunia.
Saat menangani Ghana, tim asal Afrika itu dibawanya berkompetisi di Piala Dunia 2010. Ghana mampu ia bawa sampai ke babak ke perempatfinal sebelum dikalahkan Uruguay lewat laga dramatis. Sebagai seorang pelatih berlatar belakang kawasan Balkan, Rajevac tentu memiliki nilai filosofis tersendiri.
Ia mampu mengkombinasikan antara kekuatan fisik pemain dan formasi yang tak kaku. Di Thailand, Rajevac sudah terbukti menerapkan gaya kepelatihan yang seperti itu. Pemain Thailand yang memang sudah terasah secara skill semakin terasah kemampuannya.
Timnas kita di era Antun 'Toni' Pogacknik pernah merasakan hebatnya pelatih asal Balkan. Pogacknik saat itu lebih menekankan pentingnya kecepatan dan ketepatan dalam bereaksi. Ini menjadi solusi untuk postur tubuh pemain kita.
Dibanding Eriksson, Rajevac-lah yang justru menjadi batu sandungan untuk Timnas Indonesia. Bukan semata karena rekor jelek Indonesia jika bertemu Thailand namun lebih kepada pola bermain mereka dibawah Rajevac, utamanya soal sprint-sprint kejut atau jarak pendek yang bisa merusak skema permainan timnas.
3. Fandi Ahmad