Dari penjelasan teman itu, saya dan istri tambah yakin bahwa tak ada yang salah dengan Pria bermain masak-masakan. Kami tak mau mengatakan ke Pria bahwa biasanya anak laki itu mainnya robot, mobil, kereta api, pesawat dan mainan "laki" lainnya. Pria hanya anak panah, busurnya kami, mau kami arahkan ke mana itu anak panah sebenarnya tergantung dari si penarik busur itu sendiri.
Batasan-batasan dan budaya menahun yang menurut saya tak bagus soal pengategorian mainan berdasarkan jenis kelamin sudah seharusnya tak lagi bisa mempengaruhi seorang anak untuk tumbuh kembang, meski memang tetap harus ada batasan dan bimbingan ketat.
Kita tentu muak saat banyak kaum Adam tak sensitif gender, namun jika di hal sederhana saja soal mainan ini kita tak mampu melihat hal lebih luas, bagaimana fenomena negatif itu bisa dikikis. Kesimpulan bagi saya dan istri, bermain masak-masakan untuk anak laki-laki memiliki 3 fungsi besar:
1. Melatih saraf sensorik, motorik, kognitif, serta merangsang daya imajinasi dan mengingat.Â
2. Mengajarkan sedari dini kepada anak untuk sensitif gender dengan memberitahukan bahwa memasak bukan semata urusan domestik kaum Hawa.
3. Membebaskan anak untuk mengembangkan keterampilan mereka tanpa harus ada batasan itu mainan laki-laki, itu mainan perempuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H