Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyikapi Keinginan Israel Memiliki Hubungan Luar Biasa dengan Indonesia

15 Oktober 2018   15:00 Diperbarui: 15 Oktober 2018   15:32 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sepertinya bakal jadi bola politik panas berikutnya di negeri ini jelang Pilpres 2019. Seperti dikutip detik.com dari The Times of Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya tersebut memiliki hubungan luar biasa dengan Indonesia.

"Indonesia adalah sangat-sangat penting untuk kami. Negara yang sangat penting," ujar politisi dari partai Likud tersebut. Ditambahkan pria 68 tahun tersebut bahwa Israel ingin memiliki hubungan luar biasa dengan Indonesia.

"Penduduk Indonesia lebih dari 200 juta orang. Ada Muslim. Ada puluhan juta warga Kristen. Kita ingin melihat mereka ke sini. Kita ingin memiliki hubungan luar biasa dengan mereka."

Sudah barang tentu keinginan Israel tersebut akan ditolak mayoritas masyarakta Indonesia. Seperti diketahui Indonesia memang tak memiliki hubungan diplomatik setelah negara ini melakukan aneksasi ke wilayah Palestina. Beberapa tahun lalu saat Gus Dur menjabat sebagai presiden, keinginan untuk membuka hubungan dagang dengan Israel sempat jadi buah bibir di masyarakat.

Pernyataan kontroversial Gus Dur itu ia lontarkan pada medio 1999. Menurut Gus Dur seperti dilansir dari Kompas.com bertujuan agar suara negara kita didengar dalam konflik Israel-Palestina. Gus Dur sendiri juga menolak jika Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel selama negara itu tak mengakui kemerdekaan bangsa Palestina.

Putri Gus Dur, Yenny Wahid pernah mengatakan bahwa alasan sang ayah ingin membuka hubungan dagang dengan Israel lebih karena faktor untuk menghukum banyak perusahaan Israel yang menggunakan tangan orang ketiga agar terbebas dari pajak.

Menurutnya, banyak perusahaan-perusahaan besar yang dikuasai oleh Israel tapi memakai bendera negara lain. "Karena mereka (Israel) terselubung, maka tidak kena penarikan pajak," ucap Yenny. Gus Dur, kata dia, sangat paham tentang itu. Untuk menarik pajak dari para pengusaha Yahudi, papar Yenny, Gus Dur berniat menjalin kerjasama dagang.

"Supaya mereka (Israel) keluar maka kita harus menariknya permukaan. Dengan adanya kerjasama, maka para pengusaha Israel tidak lagi memakai tangan lain," jelas Yenny.

Faktanya memang sejumlah perusahaan Israel secara sembunyi-sembunyi memang menjalin hubungan dengan Indonesia. Hal itu diperkuat oleh pernyataan dari David Shamah di The Times of Israel. Pria yang memiliki perusahaan bernama GKPR, perusahaan PR dan komunikasi tersebut mengatakan sudah banyak perushaan Israel yang menanamkan bisnisnya di Indonesia.

"Sudah ada banyak bisnis yang terjadi antara Indonesia dan Israel. Indonesia adalah sebuah negara yang berkembang pesat dengan banyak kebutuhan di area di mana teknologi Israel telah membuat terobosan penting, seperti teknologi agrikultur." kata Shamah pada 2016 silam.

Pernyataan Shamah ini diperkuat oleh pernyataan dari pejabat Asosiasi Perdagangan Luar Negeri Israel, Ohad Cohen yang mengatakan partner bisnis antara perusahaan Israel ke Indonesia sudah berlangsung cukup lama dan berhubungan dengan nilai yang sangat besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun