Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pesepakbola Era 90-an Bakal Bawa Era Baru di Sepak Bola

13 Oktober 2018   19:16 Diperbarui: 13 Oktober 2018   19:20 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mantan striker gagal Juventus, Thierry Henry seperti dinukil dari mirror.co.uk resmi menjadi pelatih anyar untuk tim dari Ligue 1, AS Monaco. Kabar ini langsung menjadi trending topic di jagat Twitter.

Resminya Henry jadi pelatih untuk AS Monaco semakin menandakan era baru untuk para pesepakbola dari era 90-an. Henry menambah daftar panjang sejumlah mantan pemain 90-an yang kini alih profesi sebagai pelatih.

Sejumlah teman seangkatan Henry, seperti Steven Gerrard, Frank Lampard, Ole Gunnar Solskjaer sudah mulai menjadi pelatih di musim ini. Bahkan nama-nama yang juga beken di era 90-an seperti Didier Deschamps, Pep Guardiola, Luis Enrique, Antonio Conte, Filippo Inzaghi, Zinadine Zidane, Gennaro Gattuso lebih dulu memulai kariernya sebagai seorang pelatih.

Makin banyaknya eks pemain 90-an yang alih profesi sebagai seorang pelatih juga akan membawa energi baru di sepakbola. Seperti yang kita ketahui, di era 90-an, sejumlah pihak menganggap bahwa era tersebut ialah era terbaik jagat sepakbola.

Tak berlebihan memang faktanya sejumlah eks pemain 90-an yang kini jadi pelatih mampu membawa kejayaan untuk klub yang mereka asuh. Nama Zidane tentu bisa dikedepankan. Ia bukan sekedar pelatih yang 'terjangkit' pola kepelatihan kuno karena dididik oleh pelatih generasi 70 dan 80-an, Zidane mampu beradaptasi dengan perkembangan sepakbola saat ini dan membawa Real Madrid jadi sangat perkasa.

Pun dengan nama pelatih Manchester City, Pep Guardiola. Ia mampu menciptakan formula anyar di sepakbola tiki taka. Konsep para mantan pemain 90-an yang jadi pelatih ini begitu kaya. Mereka mampu mengkombinasikan ilmu yang didapat saat masih jadi pemain dengan kondisi kekinian. Tak heran sebenarnya jika sejumlah dari generasi tua kesulitan jika berhadapa dengan taktik para pelatih jebolan sepakbola 90-an ini.

Kalahnya Manchester United dari Derby County yang diasuh oleh Frank Lampard jadi salah satu bukti. Jose Mourinho yang mendapat ilmu kepelatihan dari pelatih gaek Sir Bobby Robson sepertinya kesulitan untuk bisa mengimbangi dan membongkar taktik dari Lampard di Derby.

Kekalahan Red Devils atas Derby County itu bukan semata karena kondisi internal Manchester United yang tengah rapuh, namun juga di persoalan taktik The Spesial One yang sepertinya sudah tergerus zaman.

Sejumlah pihak sudah menunding soal taktik Mou yang sudah usang tersebut. Eks striker Chelsea, Chris Sutton yang sekarang jadi komentator sepakbola menagtakan harus ada perubahan taktik dan filosofi dari Mourinho jika masih ingin bertahan sebagai seorang pelatih hebat.  Taktik dan filosofi bermain kekinian inilah yang diusung oleh mantan pemain era 90-an saat menjadi pelatih.

Kemenangan Prancis di Piala Dunia 2018 pun sebenarnya sudah menandakan era baru di sepabola. Prancis yang dilatih oleh eks pemain Juventus, Didier Deschamps sukses memberikan taktik dan filosofi bermain yang berbeda dan kekinian.

Publik tentu masih ingat bagaimana Deschamps saat perhelatan Piala Dunia 2018 tetap ngotot memainkan sosok  Olivier Giroud meski si pemian tak mencetak sebiji gol. Bagi Deschamps, ini adalah persoalan taktiknya sebagai pelatih yang tak bisa diganggu gugat oleh siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun