Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bermain untuk Timnas, Hak atau Kewajiban?

13 Oktober 2018   13:11 Diperbarui: 13 Oktober 2018   14:04 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suporter Timnas Indonesia | semarak.news

Pada kasus yang lebih ekstrem soal membela Timnas sama dengan artinya bela negara pernah terjadi di Iran. Dua pesepakbola Iran, Masoud Shojaei dan Ehsan Hajsafi mendapat sanksi dari federasi sepakbola Iran hanya karena mereka menghormati klub yang mereka bela, Panionios FC.

Dua pemain Iran tersebut tidak diperbolehkan membela Timnas Iran karena bermain untuk Panionios FC melawan klub Israel, Maccabi Tel Aviv di Liga Europa. "Keduanya sudah tidak lagi mendapat tempat di Timnas Iran," kata Mohammad Reza Davarzani, wakil menteri olahraga Iran.

Sontak saja hal tersebut mendapat banyak kritik. James Dorsey, penulis buku The Turbulent World of Middle East Soccer mengatakan bahwa kondisi seperti ini memang lazim digunakan federasi sepakbola di kawasan Timur Tengah untuk memaksa pemain profesional mereka menyalahi aturan kontrak.

"Itu adalah sepakbola gila. Mereka memandang bermain untuk Timnas sama dengan harus mematuhi semua aturan negara meskipun hal tersebut berdampak pada si pemain yang sudah profesional. Mereka tak mempedulikan hal tersebut," kata Dorsey.

Di Indonesia sendiri publik juga sepertinya tak memahami betul persoalan ini. Kita bisa melihat lagi bagaimana cara-cara Edy Rahmayadi misalnya saat menghardik kiper Sampdoria, Emil Audero yang menolak bermain untuk Timnas Indonesia. Pun dengan cara-cara PSSI dan publik sepakbola menghakimi Andri Syahputra.

Padahal jika berkaca kasus pemain Sriwijaya di atas misalnya ada cara-cara pemaksaan dan ancaman kepada pemain untuk membela Timnas, pun ada cara-cara yang tak profesional jika melihat dari kasus Emil dan Andri yang dilakukan federasi. Cara tak profesional di kasus Andri Syahputra pernah saya bahas di artikel ini > Pemain Muda Indonesia Banyak Main di Luar Negeri, Siapa Kelak Bawa Kejayaan?

Persoalan kemudian jika si pemain mendapat sanksi dari klub karena menyalahi kontrak, federasi tentu saja akan lepas tangan. Hal ini yang tentu saja dihindari oleh si pemain. Sedangkan di level klub, bahaya cedera dan kebutuhan skuat untuk laga di kompetisi tentu jadi pertimbangan yang seharusnya bisa dipikirkan ulang oleh federasi.

Seorang Jose Mourinho saja bisa murka saat pemainnya harus cedera karena membela Timnas Inggris. Pria Portugal itu mengkritik jadwal laga persahabatan yang terlalu padat. "Saya benar-benar ingin melakukan perlawanan terhadap pertandingan persahabatan," kata Mourinho.

Artinya masalah membela Timnas tentu saja ialah hak dan kewajiban bagi seorang Timnas. Hal ini harus dipandang dari dua sisi tersebut, tujuannya agar si pemain juga bisa terjaga kewajibannya yang tertuang di kontrak profesional dan tentu saja itu berhubungan dengan jadwal kompetisi.

Nah jika kemudian seperti di kasus pemain Sriwijaya, pihak PSSI menyebut bahwa soal jadwal kompetisi itu yang mengatur ialah operator bukan federasi,

"Soal jadwal kompetisi Liga. Ini semua yang membuat operator liga bukan PSSI. Jadi, merekalah yang mestinya menyesuaikan jadwal laga liga dengan FIFA match day," kata Gatot Widakdo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun