Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Beratnya Jadi Anak Seorang Legenda Sepak Bola

5 Oktober 2018   17:16 Diperbarui: 8 Oktober 2018   09:43 3526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang bilang, bahkan sebelum Anda lahir, latar belakang, perilaku, serta kebesaran orang tua Anda akan menjadi beban di atas bahu Anda. Entah benar atau tidak ungkapan itu, faktanya di beberapa kasus banyak anak yang kemudian merasa tertekan dengan apa yang dialami sang orang tua, entah itu dosa, kesalahan, atau bahkan nama besar.

Berada di bawah bayang-bayang besar nama seseorang memang bukan hal mengenakkan apalagi jika kemudian Anda sebagai penerus nama besar itu malah tidak pernah dapat meneruskan jejaknya. Cibiran dan hinaan tentu akan dialamatkan ke Anda karena hal itu.

Mungkin hal ini juga yang dialami seorang pemuda bernama Ronald Domingues Lima. Siapa Ronald Domingues Lima? Sekilas nama itu mungkin tak terlalu asing bagi pencinta sepakbola.

Ronaldo dan Milene Domingues | AFP
Ronaldo dan Milene Domingues | AFP
Ya, Ronald Domingues Lima ialah anak dari mantan pemain Timnas Brasil dan peraih dua kali penghargaan Ballon d'Or serta gelar bergengsi lainnya, Ronaldo Lus Nazario de Lima dengan wanita bernama Milene Domingues. Milene Domingues pernah tercatat sebagai pesepakbola di klub Sao Paulo Hebraica. Ronald lahir saat Ronaldo masih membela Inter Milan.

Sebagai anak laki-laki dari mantan pemain yang berjuluk The Phenomenon, kehidupan Ronald mendadak kelabu saat ia mulai beranjak dewasa. Tuntutan sang ayah dan keluarga dekat membuat Ronald menjalani hidup di bawah bayang-bayang kebesar nama sang ayah.

Bahkan entah ia sadari atau tidak, secara fisik Ronald mencoba untuk menjadi seperti ayahnya. Berkepala plontos dan jika gunakan jersey Brasil, ia akan disangka sebagai Ronaldo sang pemain yang berhasil meraih kurang lebih 20 gelar sepanjang kariernya termasuk gelar Piala Dunia 1994 dan 2002.

Ronald pun mencoba peruntungan untuk menjadi seorang pemain sepakbola. Dikutip dari dailymail.co.uk, Ronald ternyata pernah tercatat berlatih di sebuah klub Israel bernama Jewish Club of Sao Paulo. Akademi sepakbola yang berada di Israel ini kabarnya menjanjikan Ronald akan mampu masuk ke Timnas Brasil pasalnya akademi ini memiliki kerjaasama dengan klub Sao Paulo.

Menariknya, selama berlatih di sana Ronald sangat dijaga ketat oleh otoritas klub. Ia bahkan tidak diperkenankan untuk melakukan sesi tanya jawab dengan sejumlah pewarta yang berhasil mendeteksi keberadaannya. Sebelumnya nama Ronald memang jadi buah bibir karena pada dianggap akan segera masuk ke Timnas U-18 Brasil.

Ronald Lima (kelima dari kiri) | babagol.net
Ronald Lima (kelima dari kiri) | babagol.net
Yang kemudian menjadi miris ialah sepertinya Ronald memang tak berbakat untuk mengolah si kulit bundar. Kaki-kakinya tak setangguh kedua kaki sang ayah justru kedua tangan Ronald yang lebih lihai dan profesional untuk memutar piringan hitam. Ya, Ronald juga dikenal sebagai seorang disk jockeys (DJ) yang cukup dikenal di dunia malam Brasil.

Di sejumlah akun media sosial miliknya, Ronald lebih nyaman dan suka untuk meng-upload foto-foto dirinya saat beraksi sebagai seorang DJ di klub malam. Entah siapa yang kemudian menaruh beban berat di pemuda bernama Ronald ini.

Laporan dari jurnalis Uri Levy tentang Ronald di salah satu media Israel, Ha'aretz menyebutkan bahwa saat ia mencoba datang untuk menonton laga antara pemuda-pemuda Argentina dan Brasil melawan tim Jewish Club of Sao Paulo, Ronald ternyata berada di bagian bangku pemain cadangan.

Ia seperti terlupakan begitu saja, orang saat ini seperti sudah melunturkan beban bahwa ia adalah anak seorang fenomena di awal abad ke-20. Satu sisi hal itu mungkin menjadi sangat baik untuk karier DJ Ronald namun di sisi lain hal itu menambah perasaan bersalah dirinya karena tak mampu menjadi seperti sang ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun