Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kala Media Sosial Makin Mengindustrikan Olahraga

23 September 2018   14:10 Diperbarui: 23 September 2018   14:44 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam banyak kasus untuk kemitraan ini, Reed menyebut bahwa Facebook menciptakan dan berbagi jaminan pemasaran yang saling menguntungkan. Tidak hanya memfasilitasi saluran komunikasi dengan pencinta olahraga namun juga bagaimana secara omset juga memiliki dampak.

"Golden State Warrios misalnya memanfaatkan alat pemasaran Facebook dengan keterlibatan organik. Untuk penjualan tiket, penjualan jersey dan sebagainya. Itu menguntungkan untuk manajemen Golde State Warriors," kata Reed.

Media sosial memang sudah jadi kekuatan yang sangat nyata untuk perkembangan satu olahraga. Sederhananya, sebuah studi di India mengungkap fakta bahwa sembilan dari sepuluh pengguna Twitter ialah penggemar olahraga kriket.

"Twitter telah berkembang menjadi media di mana Anda tinggal mengetik 140 karakter, men-share foto, video atau GIF tentang klub sepakbola atau pemain favorit Anda," kata Aneesh Madani, perwakilan Twitter di India.

Gejala bagaimana sosial media makin mengindustrikan olahraga juga diungkap oleh  Hellen Katherina, Media Director Nielsen Indonesia. Hellen seperti dinukil dari marketeers.com mengungkap generasi saat ini bukan lagi penikmat text book. Mereka sangat mengganderungi media sosial, khususnya lewat smartphone.

"Olahraga saat ini banyak menjadi momen orang untuk show off. Orang bangga memamerkan brand-brand olahraga yang dikenakan, hingga seberapa jauh mereka telah berlari. Semuanya diunggah lewat media sosial," kata Hellen.

Tentu saja peluang ini tak akan disia-siakan begitu saja oleh produk-produk olahraga kenamaan untuk mendapatkan pundi-pundi uang. Bahkan tak hanya sekedar memasarkan produk, apparel kenamaan Nike misalnya membuat Nike+ Running untuk pengguna smartphone iOS dan Android.

Aplikasi membantu pengguna untuk memberikan pelatihan lari, rekomendasi, cross-training dan tahap pemulihan dalam satu aplikasi.

Tak sekedar itu, sosial media juga sangat berperan penting untuk membuat konten olahraga menjadi bisnis yang menguntungkan bagi banyak conten creator. Ajang di Piala Dunia 2018 dan Asian Games 2018 lalu jadi bukti bagaimana konten olahraga menjadi lahan bisnis berkat sosial media. Dengan kemajuan teknologi, siapa pun dapat menikmati live-streaming dan konten olahraga di media sosial.

Dalam beberapa momen seperti final Piala Dunia 2018 lalu misalnya, netizen ramai-ramai mengepung media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter sebab mereka tidak hanya ingin menyaksikan pertandingan. Mereka ingin "andil dalam percakapan" dalam momen penting tersebut.

Media sosial dapat memberikan peluang bagi pemasar untuk menjangkau massa. Untuk dapat menyajikan konten yang menarik, "Brand harus dapat memilih momen yang tepat dan mengerti pola pikir para pengguna media sosial," kata Senior Client Partner Twitter Indonesia dan Malaysia Leo Wirendra kepada marketeers.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun