Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

BSC Young Boys, Klub Sepak Bola yang Peduli pada Bumi

19 September 2018   00:21 Diperbarui: 19 September 2018   23:42 2512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stade de Suisse | gettyimages

Pernah mendengar nama klub sepakbola Young Boys? Tentu klub ini terdengar asing di telinga publik sepakbola, wajar memang pasalnya klub ini bermain di Liga Swiss, kompetisi yang tak sepopuler Liga Inggris atau Serie A Italia.

BSC Young Boys, merupakan wakil dari Liga Swiss yang bermain di babak fase grup Liga Champions musim 2018/19. Juara bertahan Liga Swiss musim lalu ini tergabung di grup H bersama Juventus, Manchester United, dan Valencia.

Ada yang menarik dari klub yang sudah berdiri sejak 120 tahun lalu ini. Bukan soal sejarah berdirinya namun soal markas mereka, Stade de Suisse. Stadion berkapasitas 32.000 tempat duduk ini stadion pertama di dunia yang menggunakan panel tenaga surya.

Tak banyak stadion di dunia yang memanfaatkan panel tenaga surya untuk energi mereka.  Padahal stadion dengan memanfaatkan panel tenaga surya sebagai energinya sangat membantu kelestarian bumi.

Stade de Suisse | jzz.ch
Stade de Suisse | jzz.ch
Penggunaan panel tenaga surya di markas Young Boys ini baru dilakukan pada 2005 lalu setelah sebelumnya pihak klub menghancurkan stadion lama, Stadion Wankdorf pada 2001.

Pihak klub sendiri untuk penggunaan panel tenaga surya menggandeng kerjasama dengan perusahaan teknologi asal Jepang, Kyocera. Penggunaan panel tenaga surya untuk Stade de Suisse banyak mendapat apresiasi dari banyak pihak.

"Tenaga surya itu mahal. Tapi pencahayaan di lapangan mampu ditutupi oleh dua persen tenaga surya yang kita bangun," kata juru bicara klub, Peter Staudermann.

Penggunaan panel tenaga surya di Stade de Suisse membuat klub Young Boys memiliki kontribusi besar untuk menjaga dan melestarikan bumi. Pasalnya penggunaan panel tenaga surya di Stade de Suisse mampu menekan pengeluaran emisi CO2 sebesar 630 tahun per tahunnya.

Seperti dikutip dari artikel Kompiasana berjudul 'Dampak Pencemaran CO2 Bagi Bumi' oleh Dino Fitriza, peningkatan jumlah industri dan kendaraan bermotor meningkatkan juga emisi CO2 ke atmosfer. Selama lebih dari 140 tahun terakhir, penebangan hutan, pembakaran bahan bakar fosil, telah menaikkan konsentrasi di atmosfer sebesar hampir 100 ppm.

Peningkatan suhu telah memicu perubahan iklim yang drastis. Bencana alam, seperti angin ribut, topan, dan banjir meningkat secara drastis. Kondisi yang selama ini dirasakan langsung oleh penduduk bumi.

Stade de Suisse tentu bukan satu-satunya stadion di dunia yang menggunakan panel tenaga surya. Penggunaan panel tenaga surya juga dilakukan pemerintah Taiwan. Ialah National Stadium, stadion kedua di dunia setelah Stade de Suisse yang menggunakan panel tenaga surya.

Stade de Suisse | gettyimages
Stade de Suisse | gettyimages
Efek positif yang terjadi di Stade de Suisse soal menekan pengeluaran gas CO2 ke atmosfer bumi, juga dirasakan di National Stadium Taiwan. Pejabat di Taiwan mengklaim bahwa energi keluaran produksi stadion akan menghemat 660 ton karbon dioksida setiap tahunnya.

Pemanfaatan panel tenaga surya sebagai sumber energi juga memberikan dampak untuk lingkungan sekitar stadion. Di Taiwan, National Stadium mampu mensuplai listrik bagi 80% rumah dan bangunan yang ada di sekitar stadion.

Bahkan surplus listrik yang dihasilkan stadion tersebut apabila sedang tidak digunakan, maka akan dijual ke perusahaan listrik Taiwan Power Co, sehingga setidaknya hampir 5 juta dolar Taiwan. Sedangkan di Stade de Suisse, surplus listrik yang mereka dapatkan setelah menggunakan panel tenaga surya mencapai 1.134.045 kWh per tahunnya.

"Di tahun pertama pengoperasian kami bisa surplus energi listrik mencapai 800.000 kWh. Kami menjualnya ke otoritas kota dan perusahaan swasta. Di tahun 2007, kami meningkatkan produksi listrik di angka 450.000 kWh," kata  Jakob Vollenweider, kepala proyek panel tenaga surya Stade de Suisse.

Sejak mulai beroperasi menggunakan panel tenaga surya, Stade de Suisse memang sangat menarik bagi banyak orang, tak hanya suporter sepakbola yang datang ke sana namun juga turis di luar Swiss yang penasaran bagaimana sinar matahari bisa diubah menjadi tenaga listrik.

Dikutip dari swissinfo.ch, tiap tahunnya stadion ini dikunjungi oleh wisatawan untuk naik ke atas stadion untuk melihat proses perubahan sinar matahari menjadi listrik. Tentu ini menjadi pemasukan lain di luar penjualan surplus listrik untuk klub Young Boys yang sudah menggelontorkan dana besar untuk sistem ramah bumi ini.

Di Swiss sendiri, setelah keberhasilan Stade de Suisse, ada 3 stadion lain yang mengikuti jejak positif ini yakni St Jakob, markas FC Basel. Stadion Letzigrud di Zurich, dan SRG Arena, markas klub St Gallen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun