Saat duduk di bangku perkuliahan, saya sempat mempelajari salah satu cabang ilmu yang cukup jarang diketahui oleh generasi zaman now yakni ilmu stenografi.
Mengambil jurusan Adminstrasi Perkantoran, mata kuliah Stenogarfi mau tak mau harus saya ambil. Tak tanggung-tanggung, ada dua mata kuliah stenografi yang harus diambil oleh mahasiswa jurusan Adminstrasi Perkantoran yakni stenografi bahasa Indonesia dan stenografi bahasa Inggris.
Apa itu stenografi? Untuk gampangnya soal pengertian stenografi, kita cukup melihat sejumlah resep obat yang diberikan dokter. Yak tulisan yang dianggap tulisan ceker bebek itu ialah ilmu stenografi.
Stenografi merupakan ilmu menulis ringkas dan cepat. Ilmu ini sendiri sudah cukup lama dipelajari oleh manusia, stenografi sendiri berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu Stenos dan Graphein. Stenos memiliki pengertian singkatan atau pendek sedangkan Graphien berarti tulisan.
Seingat saya, ada beberapa syarat huruf untuk menulis steno yakni, ukuran, arah penulisan serta bentuk. Saat saya belajar steno di bangku perkuliahan, ada jenis buku khusus untuk menulis steno. Buku khusus steno sebenarnya hampir mirip dengan buku untuk menuliskan not balok, perbedaannya hanya pada jarak antar barisnya saja.
Fungsi stenografi sendiri tergantung pada kegunaan ilmu ini bagi penulisnya. Bagi seorang sekreatis misalnya steno sangat berguna untuk mencatat berita atau pesan melalui pesawat telepon atau berupa sandi-sandi, baik bagi operator sekretaris maupun bagi petugas bandara. Selain itu steno juga berfungsi untuk menterjemahkan rekaman hasil sidang atau rapat, karena dengan steno dapat diterjemahkan dengan cepat.
Karena fungsinya stenografi memiliki peran yang sangat penting di sejarah kehidupan manusia. Â Steno mengambil peranan penting di pelbagai bidang kehidupan manusia, sejumlah tokoh dunia pada zaman dahulu bahkan sangat bergantung pada orang yang memiliki keahlian steno, pasalnya memang cukup sulit untuk belajar dan menulis steno.
Wakil Presiden RI, Mohamad Hatta misalnya seperti dinukil dari intisari.grid.id sangat bergantung pada sosok sekretasinya yang bernama Wangsa Widjaja. Wangsa yang sudah bekerja untuk Bung Hatta sejak perang kemerdekaan itu diketahui memiliki keahlian di bidang stenografi.
Sejak itu Hatta dan Wangsa Widjaja boleh dikata tak pernah berpisah lagi. Di mana ada Bung Hatta, di sana pasti ada pria berbadan tinggi langsing bernama Wangsa Widjaja. Wangsa memiliki peranan penting untuk mencatat secara cepat menggunakan ilmu steno tiap perkataan dari Bung Hatta.
Tidak hanya itu, mantan diktator Kuba yang digulingkan oleh Fidel Castro, Fulgencio Batista juga diketahui memiliki keahlian di stenografi. Bahkan ilmu steno juga sempat dikaitkan dengan hal-hal berbau konspirasi yang tidak semua orang mempercayainya.
Pada 2017 lalu misalya, muncul surat yang dianggap muncul dari abad ke-17, tulisan dalam surat tersebut bagi orang awam terlihat sangat aneh. Sejumlah orang berspekulasi surat itu ditulis oleh setan.
Kisah surat yang katanya ditulis setan tersebut bermula dari cerita tentang seorang biarawati dari Italia bernama Maria Crocifissa della Concezione. Dinukil dari kompas.com, suster Maria yang hidup pada abad ke-17 itu mengaku kerasukan setan dan menuliskan surat yang isinya terlihat sangat aneh.
Sepintas isi dalam surat tersebut seperti huruf steno namun kemudian hal tersebut dibantah oleh seorang profesor di Italia. "Surat itu muncul seolah-olah ditulis dalam bentuk stenografi. Kami berspekulasi bahwa Suster Maria menciptakan sebuah kosa kata baru yang menggunakan huruf-huruf kuno yang mungkin dia ketahui," kata Direktur Ludum Daniele Abate
Yang menarik juga dari ilmu steno ini sendiri ialah steno selalu jadi keahlian utama dari seorang yang berprofesi sebagai wartawan di zaman dahulu. Pasalnya tugas wartawan di era dahulu harus mampu melaporkan hasil temuannya di lapangan secara cepat dan akurat. Artinya wartawn tempo dulu tidak menuliskan pernyataan narasumber dengan menggunakan singkatan semata namun menggunakan huruf steno.Â
Sejumlah wartawan tempo dulu seperti Rosihan Anwar misalnya tentu sangat pandai menulis steno. Pertanyaannya sekarang, apakah ada wartawan saat ini yang bisa menulis dengan cara steno?
Di Indonesia sendiri pembajaran dan penulisan steno berdasarkan dengan sistem Karundeng. Mengapa menulis steno harus menggunakan sistem tertentu? Hal ini disebabkan aturan baku dalam penulisan alfabet serta kata yang berbeda-beda di dunia. Sistem dalam steno memudahkan kita untuk menulis dan mempelajarinya.
Sistem Karundeng sendiri diperkenalkan oleh seorang yang bisa dianggap sebagai bapak stenografi Indonesia, Eliezer Karundeng. Cukup banyak aturan main dalam sistem Karundeng, dan sayangnya saya termasuk yang tidak terlalu mengusai betul menulis steno, maklum saja dua mata kuliah steno saya hanya mampu meraih nilai C dan D, hehe.Â
Bagi yang ingin mempelajari steno, sejumlah paduan belajar menulis steno cukup banyak di mesin pencari Google, atau bisa juga mempelajarinya langsung menggunakan buku-buku stenografi. Meksi saat ini sepertinya stenografi tak lagi memiliki ruang, tak ada salahnya mempelajarinya lagi bukan?
Mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri sempat menyampaikan kegelisahannya karena saat ini sudah banyak orang muda yang enggan mempelajari stenografi. Padahal steno menjadi hal paling ngetrend di Indonesia pada era 50-an.
"Saya cari, sampai saya berupaya menemukan guru orang asing, saya sampai jengkel. Mengapa selalu asing, ke mana putra-putri bangsa," kata Megawati seperti dikutip dari rmol.co
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H