Saat Castro memutuskan agar olahraga di Kuba jadi amatir dan membentuk INDER membuat Castro dianggap seorang diktator tidak hanya di bidang politik namun juga olahraga. Anggapan itu dilontarkan oleh mereka yang tergerus perannya usai keputusan ini diberlakukan.
Keputusan Castro ini dianggap terobosan besar untuk olahraga Kuba. Hal positif jelas terasa di prestasi Kuba di beberapa cabor populer di sana.
Kuba sejak 1906 hingga 1968 selalu absen memberi medali di event Olimpiade. Lambat laun, Kuba beranjak dari negara yang superior di sejumlah cabor pada perhelatan Olimpiade.
Castro menekankan bahwa tiap atlet Kuba harus betul-betul bahwa olahraga bisa jadi identitas bangsa. Pasalnya tiap atlet akan berjuang sekuat tenaga untuk menghadiahkan gelar ke Tanah Air.
Bagi atlet atau mereka yang tidak sejalan dengan Castro menganggap kebijakan ini sebagai hal keliru dan mematikan karier pemain. Nicolas Cruz, mantan pelatih atlet tinju di Olimpiade menyebut bahwa kebijakan ini membuat atlet tinju tak memiliki harapan akan kariernya.
Sejumlah atlet baseball terbaik Kuba pun lebih memilih untuk kabur ke Amerika Serikat demi kontrak dengan klub baseball Amerika Serikat yang bernilai jutaan dollar.
Castro tidak hanya membuat kebijakan sembarangan. Ia bukan 'orang baru' di dunia olahraga. Pemikirannya tentang olahraga Kuba benar-benar ia susun secara matang.
Castro sempat menulis analisisnya tentang ketidaksetujuannya pada olahrag profesional, ia mengambil contoh baseball sebagai kajian. Dalam tulisannya berjudul 'Fidel y el deporte: seleccion de pensamientos 1959-2006 (Fidel and Sport: Selected Thoughts, 1959 to 2006)' ia menyebut olahraga profesional hanya menghancurkan atlet cepat atau lambat.
Olahraga harusnya jadi jati diri bangsa, hingga si atlet bisa terus berprestasi. Ironisnya meski di-cap diktator dan ditentang karena gagasannya soal profesional di bidang olahraga, ulasan Castro justru digunakan sejumlah klub baseball di Amerika Serikat, utamanya bagaimana mencetak atlet baseball hebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H